Jumat, 04 Juli 2025

“Rumah” yang tertunda

Rasanya sudah lama sekali tak menuangkan rasa dalam blog ini. Tulisanku terhenti sejak ku enggan meraba lagi definisi tentang KAMU dengan upayaku dan cara-caraku yang pandir. 


“Biarlah Ia Yang Maha Cinta memainkan peran, menjalankan skenario terbaikNya untuk membisikkan nama yang bersanding dengan namaku di Lauhul mahfudz di waktu yang menurutNya paling indah” begitu yakinku. 


Keyakinan yang tak pernah sedikitpun ku sangsikan, walau kadang dalam perjalanannya justru terhenti karena bising nada sekitar…


“Zi kok belum nikah sih?”.

“Apalagi yang ditunggu?”

“Tinggal milih loh padahal…”

“Nih aku kenalin…”

“Zi, kamu suka cowo kan? Gasuka cewe kan?”

“Zi, si A nanyain kamu,… Zi, si B mau taaruf sama kamu,… Zi, si C boleh datang ke rumah ga?” atau dari berbagai notes yang diselipkan/dititipkan kepada kerabat untuk membuatku tergerak…


Namun, ternyata peng-abaian-ku terhadap hal ini membuat sekitarku tak nyaman. 


Ada hati-hati dari pria baik-baik yang terluka, ada istri-istri yang bersedih karena menduga yang tak seharusnya menjadi prasangka, hingga dugaan pada diri ini bahwa tak suka lelaki. konyol pikirku. 


Sejatinya mereka tak tahu beribu mohon ku panjatkan pada Ia Yang Maha Cinta untuk memulihkan rasa agar bisa memulai kembali. 




Boleh ga pelan-pelan? walau katanya aku terlalu lama diam di tempat, tapi nyatanya hatiku belum cukup kuat untuk kembali menerima.


Boleh ga pelan-pelan? walau katanya aku tak ikhlas menerima takdir, tapi nyatanya aku hanya butuh ruang untuk bisa kembali mengenal diriku yang sempat menjadi asing, untuk kembali menyelami tentang apa yang sejatinya benar-benar aku inginkan dan aku perjuangkan.


Boleh ga pelan-pelan? walau katanya aku tak cukup pintar ‘tuk berdamai dengan diri, tapi nyatanya justru di waktu inilah aku sedang merajut kembali hubungan dengan diriku yang sempat renggang, menggali makna impianku tentang “rumah” yang selalu aku semogakan itu.


Boleh ga pelan-pelan? walau katanya ku terlalu menutup diri, tapi nyatanya aku hanya sedang bersiap untuk kembali membuka dari apa yang ada pada diriku untuk keluar sebagai versi terbaik-terbaik-terbaik diriku. semoga tak lama lagi.


Boleh ga pelan-pelan? Kita tak sedang berlomba kan? Aku di garis waktu-ku kan? waktuku dan waktumu tak pernah sama kan? Jadi, cukup waktu kita hanya berdampingan, tak untuk dibandingkan.


Boleh ga pelan-pelan? Kita punya cara yang berbeda untuk melangkah, kamu dengan tempomu, aku dengan tempoku, walau tak akan pernah seirama, tapi biarlah itu menjadi melodi yang mengalun di hidup kita masing-masing.


Boleh ga pelan-pelan? untukmu yang mencoba mendekatiku, mencoba mengenal sisi asing dan sisi rapuh ku, karena apa yang terlihat olehmu selama ini adalah benteng yang ku bangun ‘tuk menutupi segala hal yang tak ingin ku tampakkan atas ketidakberdayaanku. Maaf, jika selama ini penolakanku lebih lantang bersuara dibanding dengan penerimaanku, karena sejatinya aku hanya gamang tuk memulai kembali, banyak ketakutan yang menghampiri. Semoga kamu mengerti bahwa dengan memutuskan memilih mengenalku adalah jalan terjal yang akan kamu tempuh, lelah di sepanjang perjalanannya, tapi jika Allah mampukan, akan ku pastikan, dengan RidhoNya, kamu akan menemuiku di sisi terbaikku, bidadari terbaikmu di dunia dan akhirat kelak :) aamiin.


Dalam ke-pelan-pelan-an yang ku tawarkan, mari kita mencoba memulai dengan cara yang baik dan tanpa tergesa. Semoga Allah melembutkan hati-hati kita untuk menerima bahwa apa yang ditakdirkan untuk kita tak akan pernah melewatkan kita. Itu sebuah keniscayaan. :))



Duhai Rabbku, pernah ku titipkan rasa yang ku punya pada Engkau sang Pemilik Jiwa. Kini ku ikhlaskan rasa itu untuk Engkau tumbuhkan di hati hambaMu yang selalu menyebutku dalam sujud dan pintanya. Permudah jalannya dan jalanku untuk menggapai syurga yang Engkau janjikan.


Duhai Rabbku, sesungguhnya aku tak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu. 🤍


dari HambaMu, yang mencintaiMu.

Zia🤍



Rabu, 13 November 2019

Jadi Abdi Negara. Refleksi diri dulu yuk :)

Tulisan ini sekedar mengingatkan akan hal ajaib yang membawa hingga detik ini. Ku selalu takjub dengan apa yang ditulis, sungguh! sebegitu ajaibnya kekuatan doa, sebegitu dibuat takjubnya akan tulisan yang menjadi nyata.

Kini.
Aku menjalani dunia yang kemarin aku desain, ya! kehidupan yang aku tulis kemarin di catatan harianku, pada secarik kertas yang selalu ku semogakan, diantara list per list yang aku tulis ternyata sebagian besar terealisasi. Sungguh Allah Maha Penggenggam Doa!

Bagi sebagian orang, mungkin ini terlihat sederhana. "alah... semua orang juga merasakan hal yang sama" "ealaah... ga cuma kamu doang kels.." "ada yang lebih hebat kelss..." Betul. ini hanya pencapain dunia yang semua orang bisa mendapatkannya, ada orang yang selalu lebiih hebat, karena memang begitu nyatanya, diatas langit masih ada langit. Pencapaian dunia tidak akan pernah membuat seseorang menjadi puas, justru akan merasa selalu kurang dan kurang, layaknya meminum air laut, semakin diteguk, semakin kuat pula rasa haus melanda.  Ya! tipu daya dunia selalu membuat orang silau, lupa akan tujuan akhir yang lebih kekal. Semoga kita ga termasuk di dalamnya ya :)

Sumber: Google

Rabu, 02 Januari 2019

CERITA PERJALANAN #3 ISTANBUL

Jalan masih panjang...
Terbentang di hadapan
Tak hanya sekedar DUNIA
Lihatlah kedepan
Yang lalu biar berlalu
Jadikan pemicu kalbu

Jalan hidup takkan pernah lurus
Pasti ada salah
Lewati segalanya
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita

(Edcoustic - Jalan Masih Panjang)

***
Soundtrack lagu diatas adalah lagu favoritku ketika mengerjakan sesuatu di depan laptop, termasuk saat menuliskan tentang ini, tentang bagaimana (lagi-lagi) Allah menjawab doaku dengan cara tak ter-logikakan oleh akal manusia. Terimakasih Ya Mujiib.

Oia, maaf untuk yang nunggu tulisanku tentang perjalanan kemarin (untuk yang nunggu sih) hehe.. kalau ngga, anggaplah ini adalah tulisan untuk diriku sendiri tentang ke-Maha Baik-annya Ia pada hamba yang seringkali alpa untuk bersyukur seperti diri ini. :"

Aku baru sempat menuliskan ini ketika tahun sudah berganti angka, dari 8 menjadi angka 9. Angka tertinggi dari semua angka. Tapi apalah arti angka ya kan, yang penting adalah bagaimana untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari kehari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. #halaah :D Sepulang darisana ku berasa maraton dikejar berbagai deadline #cielahsokbet. wqwq tapi beneran, ku berasa diteror untuk segera menyelesaikan laporan karena hanya menghitung hari untuk monev, belum lagi buku-buku yang melambai untuk segera dibaca dan dipelajari. Alhamdulillah semuanya telah terselesaikan dengan baik di Tahun yang baru ini. (lagi) Terimakasih Ya Ra'uf telah memampukan :")

Jangan cari aku disini, karena aku gaada di foto ini, ku lebih milih jalan2 😆
***

Minggu, 15 April 2018

Surat Masa Depan untuk Buah Hatiku ❤

Mentari, menyala disini, disini didalam hatiku
Gemuruhnya nyala disini, disini di urat darahku...
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri di sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangiku
Menyala didalam hatiku.

Hari ini hari milikku...
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Disini di dalam hatiku

(Mentari ITB)


***

Assalamualaikum Nak..

Sengaja ibu tuliskan tulisan ini dengan judul "Surat Masa Depan Untuk Buah Hatiku.." justru ketika ibu tidak tahu kapan mewujudkanmu, jangankan menanyakan waktu kapan bertemu kamu nak, bertemu dengan ayah saja semuanya masih samar-samar. Kalian masih dalam dimensi berbeda, tidak bisa ibu ramalkan kapan kalian berwujud menjadi sesuatu yang bisa ibu sentuh. Semua jawaban ada pada genggamanNya, ibu hanya bisa mengusahakan apa yang bisa ibu usahakan, ibu hanya menjalani segala jalan yang ditunjukkan oleh Yang Maha Cinta untuk ibu dan untuk kita kelak. Doakan ibumu ini, untuk bisa menjemputmu dengan jalan terbaik, mewujudkanmu dengan sebenar-benarnya usaha yang di Ridhoi-Nya, sehingga kelak ibu bisa menjadi ibu terbaik di masa depan, bisa menjadi hujan yang menyejukkan di dalam syurga yang kelak kita sebut rumah ❤

***


Selasa, 13 Februari 2018

Teruntuk Para Pejuang :)

"Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya...." -Imam Syafi'i


Hari ini aku tergelitik ingin nulis~ tentang masa lalu. eh.. bukan hanya tentang masalalu, tapi lebih tepatnya tentang kenangan. Membahas segala kenangan yang ketika dibahas di grup liqo' selalu tak pernah gagal membuat kami tertawa. 


Kebun Buah Mangunan (Yang rela pergi dari Kos jam setengah 3 subuh untuk melihat kebun buah yang sesungguhnya tidak ada buahnya sama sekali) 😅

Jumat, 17 November 2017

Tentang Menjadi Baik❤

Disela rintik hujan yang membasahi kota Bandung, diiringi gemuruh petir yang saling bersahutan, ada makna yang sedang ku coba selalu ku fahami dan kudalami definisinya, bahwa kata baik ternyata memiliki artian luas, memiliki makna tidak hanya sekedar yang tertulis didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , eh. di KBBI pun makna nya udah banyak sekali denk, hehe tetapi lebih dari itu ada makna yang selalu kuyakini dan mudah-mudahan akan selalu begitu, semoga Ia Yang Maha Cinta tetap menuntunku dan kita pada jalan untuk selalu membaikkan diri ☺



Menjadi baik bagiku adalah menjaga hubungan terbaik secara vertikal dan horizontal, secara hablumminallah dan hablumminannas. Titik.

Definisi singkat menurut versiku itu akan sangat panjang apabila dijabarkan, intinya begitu. wqwq (jika ingin menyampaikan intinya saja, maka tulisan ini berakhir di kalimat ini zii) haha. Tapi bukan itu poin yang ingin ku sampaikan, terlebih dengan menuliskan tentang ini, sejatinya aku sedang melenceng dari kebaikkan yang harus selalu tertanam dalam diri, sejatinya aku ingin mengajak diriku (lagi) kembali memperbaikki apa yang seharusnya diperbaiki, entah itu dari niat menjadi baik, kata kerja menjadi baik, dan kata sifat tentang baik. 

 ***

Rabu, 18 Oktober 2017

(My Angels) : Semakin Berjarak Semakin Menguatkan Rasa

Hari-hari saat aku bersamamu sahabat
telah lama waktu yang kita lewati bersama
Kusadari masa itu, masa-masa terindah 
Dalam sukaku dalam dukaku engkau selalu ada

Sahabatku tercinta, terimalah laguku
Hadirmu selalu memberi bahagia

Semoga abadi persahabatan kita

ingatkah saat ku terpuruk disini
kau lah yang selalu disisiku
terimakasih telah menjadi bagian yang berarti
tuk persahabatan kita

edcoustic - sahabat

***


Ziah - Dina - Isma
Maaf jika tulisan ini diawali dengan foto close-up kita dengan gambar resolusi rendah, belum mengenal apa itu lipstik dengan berbagai merk dan bermacam-macam warna, apalagi mengenal natasha dan berbagai perawatan lainnya. Dina pun belum berbehel kaya sekarang, tapi tetep matanya gak berubah selalu sipit.😀 Isma pun demikian, meskipun sekilas tampak sama, tapi percayalah dia jauh lebih menjadi wanita sekarang. wqwq banyak yang berubah dan selalu akan berubah seiring waktu yang berputar, berjalan maju tanpa hiraukan siapapun yang tidak siap dengan perubahan. Hidup itu dinamis, akan selalu bergerak, meskipun kamu terkadang terjebak dalam kenangan yang ada. Sama halnya dengan aku, kini, ketika menuliskan ini aku sedang terjebak dalam kenangan itu, sesaat rindu akan masa dimana kita membahas hal receh yang dengan itu kita bisa tertawa kencang, sekencang-kencangnya, seolah permasalahan kita hanya seputar tugas, pretest - inhal - praktikum - postest, dan laporan

***