Minggu, 15 April 2018

Surat Masa Depan untuk Buah Hatiku ❤

Mentari, menyala disini, disini didalam hatiku
Gemuruhnya nyala disini, disini di urat darahku...
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri di sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangiku
Menyala didalam hatiku.

Hari ini hari milikku...
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Disini di dalam hatiku

(Mentari ITB)


***

Assalamualaikum Nak..

Sengaja ibu tuliskan tulisan ini dengan judul "Surat Masa Depan Untuk Buah Hatiku.." justru ketika ibu tidak tahu kapan mewujudkanmu, jangankan menanyakan waktu kapan bertemu kamu nak, bertemu dengan ayah saja semuanya masih samar-samar. Kalian masih dalam dimensi berbeda, tidak bisa ibu ramalkan kapan kalian berwujud menjadi sesuatu yang bisa ibu sentuh. Semua jawaban ada pada genggamanNya, ibu hanya bisa mengusahakan apa yang bisa ibu usahakan, ibu hanya menjalani segala jalan yang ditunjukkan oleh Yang Maha Cinta untuk ibu dan untuk kita kelak. Doakan ibumu ini, untuk bisa menjemputmu dengan jalan terbaik, mewujudkanmu dengan sebenar-benarnya usaha yang di Ridhoi-Nya, sehingga kelak ibu bisa menjadi ibu terbaik di masa depan, bisa menjadi hujan yang menyejukkan di dalam syurga yang kelak kita sebut rumah ❤

***


Jumat, 6 April 2018💗

Adalah hari dimana ibu sah menjadi seorang master di bidang Farmasi, sesuatu yang terlihat waow tapi nyatanya tidak mudah menjalani peran ini, ada niat yang senantiasa selalu diluruskan, ada hati yang selalu direndahkan, ada tujuan yang harus selalu diperbaharui, terlebih ada amanah yang harus senantiasa dijaga. Bagi ibu, ini terlihat berat, tapi ketika ibu memaknai perjalanan untuk mewujudkan segala keinginan ibu, segala mimpi-mimpi yang ibu tanamkan sedari kecil, maka tidak ada alasan untuk ibu menyerah. Allah, Tuhan kita mencintai hamba yang kuat daripada hambaNya yang lemah, begitulah kira-kira perkataan Rasullullah dalam sabdanya yang diriwayatkan dalam Hadist Muslim. Kita, nanti harus jadi orang-orang yang kuat ya nak, biar Ia selalu mencintai kita tanpa henti dan tanpa batas. ☺

Ketika ibu memulai merajut mimpi, ada banyak hal yang ibu alami, banyak nangis? tentu saja, ibumu ini ternyata mudah sekali mengeluarkan air mata, terlebih ketika ibu memaknai segala perjalanan ini, perjalanan tentang hubungan ibu dengan Allah Tuhan kita dan dengan orang-orang disekeliling ibu. Terkadang ibu malu nak, ibu menangis untuk sesuatu hal yang jelas-jelas ibu tau bahwa segala sesuatu baik itu tentang maut, jodoh, rezeki itu semua sepenuhnya dalam penguasaan Ia, tak perlu kiranya kita risau akan hal tersebut, kita hanya perlu berhusnudzan dan menambah sedikit kadar kesabaran untuk Ia mengabulkan setiap doa-doa yang dipanjatkan. Ia selalu romantis dalam mengabulkan setiap kata yang terbersit dalam hati, Ia selalu punya cara untuk membuat lengkungan sempurna di bibir kita, tapi terkadang syetan selalu punya celah untuk membisikkan rasa waswas masuk ke dalam hati, dan seringnya ibu justru membiarkan hal itu, sehingga apa yang terjadi? Ibu sering takut untuk melangkah, ibu sering mempertanyakan ke-Maha Baikkan Tuhan kita, yang jelas-jelas pada kenyataannya kita tak pernah luput dari pengawasan dan penjagaan-Nya, karena sejatinya Ia sebaik-baiknya penjaga.

***

Nak. ITB adalah kampus impian ibu sejak ibu mengerti untuk apa sekolah tinggi walaupun ibu adalah seorang perempuan, untuk sebagian orang mungkin masih berfikir kalau untuk apa perempuan kuliah tinggi-tinggi, jika pada akhirnya nanti kembali ke dapur juga, ngurus anak-anak, ngurus segala macam urusan rumah tangga. Ada hal yang mesti kita luruskan untuk pemikiran ini nak. Bagi ibu, dengan berbekal keyakinan kalau Allah Tuhan kita akan mengangkat derajat orang-orang berilmu, tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan, itu menjadi keyakinan yang menguatkan kalau ibu ga boleh menyia-nyiakan kesempatan yang telah Tuhan kita janjikan. 

Selain itu, bagi ibu sekolah setinggi-tingginya adalah bekal untuk memperbaiki diri, semakin tinggi sekolah, maka kita akan semakin merasa bahwa kita tidak memiliki pengetahuan apapun bahkan mungkin ilmu yang kita punya hanya setetes air dalam samudera yang teramat begitu luas. Sebagai contoh dalam ilmu yang sedang ibu dalami, pertanyaan awal yang timbul.. "apa itu obat? lalu.. bagaimana obat itu bekerja sehingga dapat menyembuhkan? darimana obat berasal? bagaimana obat bisa dijadikan obat? yang mana kita tahu bahwa perbedaan obat dengan racun hanya seputar masalah dosis saja.. setelah tahu akan hal itu, timbul pertanyaan selanjutnya, bagaimana mekanisme obat dapat bekerja? senyawa apa yang berperan aktif yang menjadi prekursor? bagian tubuh mana yang menjadi target senyawa obat? sejauh mana efikasi, efisiensi, dan keamanan dari obat tersebut? bagimana menjamin suatu obat itu untuk tetap aman digunakan? metode apa yang tepat untuk menganalisisnya?" --- dan masih banyak pertanyaan yang semakin diselami jauh lebih dalam lagi maka sesungguhnya kita akan tau bahwa Tuhan kita lah yang memainkan peran. Semakin jauh meraba ke-Maha Luas-an ilmunya, kita semakin menemukan Tuhan nak. Iya. Pada akhirnya apapun yang kita pelajari, semuanya bermuara pada satu titik makna, yaitu Tuhan kita Allah selalu membersamai kita, kapanpun, dimanapun, dan melalui apapun, tinggal kita mencoba untuk lebih sedikit peka untuk menyadari akan hal itu. Yuk nak, kita sama-sama belajar untuk peka. :"

Menjadi mahasiswa ITB adalah doa yang selalu ibu panjatkan sedari ibu masih berseragam putih-biru. Masih membekas dalam ingatan ibu ketika seseorang bertanya, kamu mau jadi apa? -- dan ibu hanya menjawab mau menjadi mahasiswa ITB, dulu bagi ibu adalah suatu kebanggaan menjadi mahasiswa berlogo gajah duduk itu. Segala upaya ibu usahakan untuk mewujudkan apa yang menjadi ambisi ibu saat itu, sekolah yang rajin, ikut bimbel sampai sore bahkan hingga larut malam, mempelajari segala macam ilmu eksak terlebih yang berkaitan dengan kimia. Oiia nak, dulu cita-cita ibu adalah menjadi seorang sarjana di bidang Teknik Kimia. Jurusan yang mana ibu tau kalo di jurusan ini akan diajarkan merakit bom dengan berbahan dasar salah satunya TNT (Trinitrotoluena) haha. Yang mana setelah ibu pelajari lebih lanjut bahkan justru setelah ibu menjadi mahasiswa farmasi bahwa pembuatan TNT dapat dilakukan melalui nitrasi terhadap toluena dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat, tahapan ini membutuhkan campuran asam dalam konsentrasi tinggi dan bebas dari SO3. (sebenarnya ini bisa dilakukan di lab ibu sekarang) wqwq yaa pokoknya begitulah kira-kira nak, random sekali tulisan ibumu ini 😅

Kembali mengenai ambisi tentang menjadi mahasiswa ITB, setelah segala upaya ibu lakukan, usaha duniawi sudah ibu jalani, usaha akhirat pun demikian, merayu Tuhan pun sudah tak terbilang, tibalah pengumuman kelulusan yang ibu ingat malam itu adalah menjadi malam terkelam dalam hidup ibu, Iya nak, ibu dinyatakan tidak lulus yang artinya ibu harus menanggalkan mimpi ibu untuk menjadi bagian dari kampus berlogo gajah duduk itu. Nangis? sudah tentu. Ibu bahkan tidak mau keluar kamar berhari-hari, gak mau makan, seolah dunia berakhir pada saat itu. Ibu menangis, mempertanyakan dimana Tuhan yang selalu ibu sebut namanya setiap waktu, kurangkah usaha ibu? kurangkah amalan vertikal yang ibu lakukan? kok Tuhan jahat mengabaikan doa ibu? katanya Tuhan kita Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan, tapi mana nyatanya? .....

Seekstrim itu ibu dulu marah pada takdir nak, meragukan ke-Maha Rahmanan-Nya Ia. hingga pada akhirnya Ia membawa ibu pada jalan yang tidak pernah ibu bayangkan sebelumnya, memisahkan ibu dari ibuknya ibu yang kelak engkau sebut nenek, Ia memisahkan ibu dari tempat ibu tumbuh. Entah apa rencananya Ia, yang jelas ibu masih belum menerima takdir, ibu masih marah, bahkan ibu seringkali nangis tersedu ketika ibu menyadari bahwa keinginan ibu Ia abaikan.

Seiring berjalan dengan waktu, ibu perlahan mulai menerima, meski hati ibu tetap berlirih ingin menjadi bagian dari kampus berlogo gajah duduk itu. Perjalanan ibu teramat lama untuk berdamai dengan takdir, teramat lama pula berdamai dengan hati ibu.. dan ibu sudah sering menuliskan ini disini:

http://ziquidh.blogspot.co.id/2012/03/keinginan-ituuuuu.html ,
http://ziquidh.blogspot.co.id/2015/11/blog-post.html ,
http://ziquidh.blogspot.co.id/2015/12/kandang-gajah.html

***

Dan hari dimana ibu berdiri tegak menatap kosong panggung berisikan podium dan kursi-kursi tempat para rektor dan petinggi-petinggi ITB membuka sidang terbuka wisuda ITB periode 2 tahun ajaran 2017/2018 ibu tak bisa membendung haru yang membuncah di dalam dada. Kini ibu berada di deretan para wisudawan dengan jubah berwarna biru dongker dan medali perak ganesha tergantung dengan begitu kokoh di leher ibu. Ibu menangis kembali mengingat perjalanan penuh liku untuk mencapai tahap ini, teringat akan semua kejadian mengenai tertolak berkali-kali, entah itu SNMPTN undangan ataupun SNPMTN tertulis, bertemu mahasiswa-mahasiswa ITB disetiap event lomba yang ketika itu hati ibu selalu berlirih "Allah... zia ingin jadi bagian dari ITB...", ataupun ketika tak sengaja mampir ke Salman dan menatap penuh harap liqo-liqo kecil yang dibuat oleh para mahasiswa untuk berdiskusi tentang apapun, berharap ibu duduk diantara lingkaran penuh berkah itu, dan terlebih masih lekat diingatan ibu 2 tahun lalu, ibu datang sendiri ke kampus ini, tanpa seorang teman pun yang mengiringi, mencari informasi seputar penerimaan mahasiswa baru hingga sampai ke gedung Annex lantai 4, (sudah kayak anak hilang...) tujuan ibu cuma satu melanjutkan mimpi yang sempat tertunda. Banyak yang mempertanyakan? kok ingin banget masuk kesini? udah lanjut di luar saja, di luar lebih bagus, lebih berkelas, dan kamu bisa membuktikan kalau kuliah keluar kualitasmu jauh lebih baik. Ibu tidak sepenuhnya mengabaikan opini orang-orang nak. Betul, ibu pun sangat ingin keluar, tapi setelah mimpi masuk ITB terwujud, maklum ibumu ini keras kepala untuk sesuatu yang diinginkannya harus didapat, tidak boleh tidak. Selama niatnya lurus inshaAllah Ia meridhoi, begitu keyakinan ibu. ☺


Dari sekian panjang cerita ibu mengenai pergejolakan rasa antara ibu dan Tuhan kita, poinnya adalah, cukup ibu yang merasakan seperti ini, cukup ibu yang kurang belajar, ibu yang kurang sabar, ibu yang kurang syukur, ibu yang kurang peka bahwa disetiap doa yang dipanjatkan, ada masanya untuk dikabulkan, entah itu dikabulkan pada saat itu juga atau dikabulkan pada waktu yang tepat, atau bahkan diganti dengan yang terbaik, ibu yang kurang menyadari bahwa sekali lagi Ia tak pernah luput mengawasi dan menjaga, hanya saja ibu yang terlalu jauh meninggalkan. Kelak, engkau harus jadi ahli syukur dan ahli sabar ya nak...

Ah anakku. Sungguh.... meneladani kisah Nabi Zakaria yang Beliau alami ketika seorang Nabi yang kesholehannya tak terbilang bermunajat untuk dikaruniai anak saja, doanya ditunda untuk menguji kesabaran. Apalah ibu, yang dikatakan sholehah pun masih jauh dari sempurna, amalan vertikal masih dilakukan secara pamrih, mengangkat kedua tangan apabila ada hajat yang ingin dipenuhi, mengadu apabila ada sakit yang dirasa menyesakkan dada, merayu apabila ada menginginkan sesuatu, menangis-nangis apabila diberi sedikit teguran. Cukup ibu yang menjadi makhluk tak tahu diri ini nak...

Anakku...
Tentang hubungan kita dengan Tuhan yang menciptakan, sebagaimana doa nabi Zakaria dalam berharap.. ibu meyakini dan ibu telah mengalaminya nak...sungguh Allah Tuhan kita, tak pernah sedikitpun meninggalkan kita terlebih membuat kita kecewa, sungguh sebaik-baiknya sayang yang diberikan adalah sayangnya Sang Pencipta kepada hambaNya.. bahkan ketika kita merasa tidak ada seorangpun yang mampu memahami dan mengerti rasa yang kita rasakan...

".....dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau,Ya Tuhanku...." 
QS 19:04

Ibu merasakan pake toga ini juga ☺

***

Masih kuat membaca surat inikan nak? Ibu lanjut yaaa ☺

Anakku...
Untuk segala pencapaian ini, ibu tidak berjalan sendiri, ada makhluk yang tanpa ibu minta selalu mendoakan untuk segala kebaikan ibu, dari Ia ibu belajar mengenai arti kesederhanaan, dan dari Ia pula ibu bisa berjalan setegap ini menghadapi kelabilan ibu. Makhluk berhati mulia yang selalu mengutamakan pendidikan diatas segala-galanya ini berprinsip bahwa baginya tidak ada pemberian yang kekal yang dapat diberikan selain kail untuk memancing, selain pistol dan peluru untuk berburu, atau selain pena untuk menulis. Ibu tidak dibesarkan dilingkungan yang penuh dengan kemewahan, ibu tidak dibiasakan untuk mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma, selalu ada usaha dan selalu ada pertanggungjawaban ketika ibu mulai mendapatkan dan telah mendapatkan hal yang ibu inginkan. Ia mengajarkan ibu untuk bisa berdiri sendiri, karena baginya Ia tidak selamanya bisa menemani, Ia tidak selamanya bisa memberikan arahan. Pada akhirnya semua akan berjalan sendiri-sendiri. begitu katanya, sambil berlirih pelan ketika menghantarkan ibu masuk ke ruang penuh sesak berisikan para wisudawan. 

Sayang yang diberikan begitu berbeda, cintanya begitu dingin, dengan cara yang teramat unik, bahkan seolah membiarkan, padahal Ia memeluk ibu erat di sepanjang untaian doa yang dipanjatkan.  Teringat lagi oleh ibu akan suatu peristiwa besar dalam hidup ibu, ketika ibu pertamakali beranjak keluar dari zona nyaman ibu, anak yang dikira manja oleh kakak-kakaknya, yang dianggap tidak akan mampu jauh dari rumah, disuruh pergi meninggalkan rumah, tentunya tidak diantarkan oleh siapapun. Ibu yang masih sangat labil tidak pernah pergi jauh dibiarkan begitu saja pergi mencari sekolah untuk meraih gelar sarjana sendirian. Diantara sekian pergejolakkan batin, semua terakumulasi, disaat ibu belum bisa berdamai dengan Tuhan dan hati ibu, disaat itu pula ibu harus meninggalkan tempat yang selama ini memberikan ibu rasa nyaman. Sempat memaki dalam hati pada takdir, tapi lagi-lagi, ibu sendiri yang merasa malu, karenanya selalu ada pelajaran yang dapat dipetik dari setiap peristiwa yang menjadikan ibu kuat.

Anakku... 
Dari sekian banyak nasihatnya, masih di waktu yang sama saat Ia mengantarkan ibu masuk ruang penuh sesak berisikan para wisudawan itu, ia lanjut berlirih... "pena yang diberi pergunakan dengan penuh amanah.. maafkan memberikan pena dengan cara seperti ini....", mendengar itu bukan main rasa yang ibu rasakan nak... ingin rasanya memeluk tapi terhalang oleh batas, Ia terlanjur berjalan gontai menuju kursi tamu, yang mana ibu tau saat itu Ia lagi sakit, tapi ibu paksa untuk menghadiri prosesi ini. Hari itu ibu persembahkan untuknya, bernilaikan IP 3,8 tidak ada artinya dengan apa yang sudah ia perjuangkan.  

Anakku...
Begitulah cinta yang tak kalah romantis dari makhluk yang kelak engkau sebut kakek dan nenek. Dari keduanya ibu belajar, bagaimana memberi cinta yang tidak melena-kan ☺☺

Seseorang yang kelak engkau panggil Kakek dan Nenek, nak..☺

***

Anakku... 
Kasih sayang Tuhan kita sungguh tidak terbatas, ketika Ia mengabulkan suatu pinta, selama perjalanan menanti Ia Dzat yang Maha Rahman memberikan segala sesuatu yang uncountable. Ternyata benar, Ia tidak pernah meninggalkan ibu menangis sendirian nak..

Selama perjalanan kuliah, ibu selalu dikasih kejutan-kejutan yang tak terduga, mendapatkan teman terbaik, dosen terhebat. Sedikit cerita mengenai penelitian ibu yang bertemakan halal. Tema yang bermanfaat untuk umat. begitu fikir ibu. Di sekolah Farmasi ini, pada akhirnya ibu ikhlas mengubur dalam-dalam mimpi ibu menjadi seorang ilmuwan di bidang teknik kimia, kini ibu sudah terlanjur mencintai profesi ibu sebagai farmasis, karena lagi-lagi ketika tujuan diperbaharui dan niat diluruskan, selalu ada saja kesempatan untuk bermanfaat bagi umat. ☺

***

Guru dari Para Guru. Prof Slamet Ibrahim S, DEA., Apt
"Kepada Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA., Apt terimakasih untuk memberikan kesempatan begitu banyak pada bocah yang terkadang masih Kau kira sebagai anak SMA, terimakasih untuk proyek ratusan juta yang sempat diberikan, dan terimakasih untuk kesempatan menjadi asisten di Sekolah Farmasi ITB, terimakasih sudah mengganggapku sebagai anak sendiri, selalu memprioritaskan aku ketika ku tahu bahwa engkau sedang lelah, tapi engkau selalu tak kuasa untuk menolak bimbingan. Terlebih terimakasih untuk momen H-1 menjelang seminar hasil, bela-belain hadir di seminar hasil-ku untuk membela, padahal ku tahu engkau harus bedrest :" Terimakasih untuk segala kesempatannya, kini ku sudah puas menjadi bagian dari almamater ini, tidak penasaran lagi, terbayarkan sudah segala doa-doa yang dipanjatkan dulu. Dan untuk tawaran S3 nya yang ditawarkan pun terimakasih, izinkan aku menghirup udara sejenak bebas dari senyawa-senyawa kimia yang ada di lab ya pak hehe..inshaAllah gak lama lagi zia kembali (harus kembali, publikasi menanti, jurnal oh jurnal wqq) 💓"

Oiia nak.. Besok ketika kamu sudah berwujud, kita sungkem pada Beliau ya.. Ibu selalu mengatakan beliau adalah guru dari para guru. Ketika dulu ibu menyukai dosen di UII bernama Pak Hatta karena penyampaian beliau yang meneduhkan, ternyata beliau juga adalah anak bimbingan dari Prof. Slamet Ibrahim. Oleh karena itu rasanya ibu ga berlebihan jika ibu mengatakan beliau adalah guru dari para guru ☺ Kita doakan semoga beliau senantiasa diberikan sayang tanpa batas, dan kesehatan Oleh Ia Yang Maha Rahim ya nak...

Dan untuk orang-orang yang membersamaiku selama perjalanan, ku ucapkan terimakasih. Semoga kita senantiasa selalu ada dalam Rahmat dan kasih sayangNya. ☺☺


Adiks terbaik, Neneng Alghina Micha Grandisa 💓









SEKALI TEMAN TETAP TEMAN ☺

***
Setiap alumni akan bergetar hatinya ketika mendengar dan menyanyikan lagu mars dan hymne almamater. Kini usai sudah mimpi ibu terlaksana, list dalam masterplan ibu sudah tercoret satu. Doakan ibu menjadi farmasis yang selalu Rahmatan Lil Alamin. Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater ☺

MARS ITB
Derapkan langkah tatap ke depan
ITB citra Ganesha
Curahkan daya kejarlah cita
Bakti pada negara

Siapkan diri, teguhkan hati
Tegarkan tekad pribadi
Langkah dan karya, nyatakan pasti
Dambaan Ibu Pertiwi

Hai putra bangsa insan persada
Tugas mulia menantimu
Semangat dan tekad kembangkan selalu
Sinar terang pasti datang

Kajilah ilmu dan teknologi
Seni dan budaya bangsa
Kukuhkan sikapmu dan tekadmu mandiri
Capai masa gemilang

Rentangkan sayap, pancarkan citra
Cerdaskan putra negara
Hantarkan bangsa Indonesia
Adil makmur sejahtera

Majulah maju pandu sejati
Almamater yg tercinta
Semoga semakin kukuh dewasa
Tetap berjaya dan abadi

HYMNE ITB
Dengan bangga kami seru namamu
Almamater nan jaya ITB tercinta
Besar nian sumbangsihmu bagi negeri
Bagi cita nan mulia masyarakat sejahtera
Oh Tuhan kami mohon restu dan petunjukMu
Dalam tugas dan bakti pada nusa dan bangsa

HYMNE UII
Universitas Islam Indonesia
Padamu kami berjanji
Majukan studi giatkan bakti
Untuk pembangunan pertiwi
Syariat Islamamalan kita
Tegakkan iman dan Tauhid
Dengan catur dharma
Pedoman nyata
Semoga Allah meridhoi UII
Aamiinnn...

***

Biarkan hati yang menemukan makna mencari, mendefinisakan perjuangan dan meraba arti kesabaran. Pada akhirnya hati sendiri yang akan menuntun pada Dzat yang Mendamaikan. Kita? sudahkah menuntun hati untuk itu?

Teruntuk Anakku..
Terimakasih sudah senantiasa menunggu, kini dalam masterplan ibu tidak ada lagi tulisan mimpi-mimpi ibu, tetapi ibu ubah menjadi mimpi-mimpi kita, mau menemani ibukan? kita menghebat bersama yuk nak, melangit bersama, menghamba bersama. Allahummasholi Ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad. 💕

Ibu tutup surat ini dengan proposal baru yang ibu ajukan pada Tuhan Kita Allah Yang Maha Cinta. Semoga Ia segera meng-acc ☺ 

Salam cinta.
Ibumu, kelak ☺
Wassalamualaikum wr. wb

1 komentar:

  1. JOIN NOW
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    Menyediakan Deposit Via Pulsa TELKOMSEL / XL
    Dompet Digital Via OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : +855 88 868 8229
    Online 24Jam Bosku
    www.dewa-lotto.site
    www.dewa-lotto.club

    BalasHapus