Senin, 26 Desember 2016

CERITA PERJALANAN #1 MAKKAH-MADINAH

Rabb.. hindarkan hamba dari melencengnya niat yang hamba ikrarkan diawal 

Pada saat menuliskan tulisan ini, entah kenapa banyak ragu yang memenuhi seisi hati, ketik satu kata langsung tekan tombol backspace, ketik kata lagi, tak lama kemudian tekan tombol backspace lagi, begitu seterusnya. Ini adalah hal yang sensitif buatku, urusan vertikal bagiku tak untuk diumbar, aku takut melenceng dari niat awalku, aku takut setan terus mempengaruhi agar pada setiap kata yang aku ketik mengandung unsur riya, sombong, dan mengharapkan pujian dari makhluk. Astagfirullah.. tuhkan bahkan ketika aku mengetik kalimat istigfar barusan aku takut itupun adalah salahsatu ketakutan yang aku takuti, karena selalu ada cara setan untuk membelokkan niat dengan cara apapun. 

Rabb.. hindarkan hamba dari melencengnya niat yang hamba ikrarkan diawal

Terus kalo gitu kenapa pada akhirnya aku menuliskan ini?

Aku memang bukan penulis, apalagi motivator, aku hanya seorang hamba yang semangatnya selalu naik turun, tidak bisa ditebak, kapan naik dan kapan semangat ada pada titik terendah, dan ini adalah salahsatu caraku untuk menolong diri dari masa dimana aku berada pada titik terendah itu. Ketika semangatku lagi down, maka buru-buru aku membuka tulisan-tulisan yang pernah aku tulis, supaya aku kembali ingat bahwa masa-masa sulitku telah aku lewati, dan Allah tak pernah membiarkan aku sendirian :) Tulisan ini bukan membahasa tentang KAMUku yang belum terdefinisi, bukan pula tentang kegalauan seorang mahasiswa yang ingin segera menyelesaikan studinya, ini adalah tulisan bagaimana seorang hamba sedang mencari cara untuk kembali menghamba pada Ia Yang Maha Cinta.

SEPTEMBER, 2011
Tahun dimana aku telah menjalani masa kuliahku di UII sebagai seorang mahasiswi Farmasi. Berat memang, pertama kalinya anak manja yang tidak pernah jauh dari bundanya harus menjalani masa rantauannya sendiri, gaada teman, gaada saudara, benar-benar sendiri, disaat teman-temanku masuk kuliah di Bandung, di Universitas impiannya masing-masing. terus aku? apakabar aku yang merasa terasingkan dengan wilayah yang baru, suasana yang baru. Aku gak pernah lupa bagaimana aku merasa menjadi orang yang paling cengeng didunia. Ketika jalan pulang kuliah menuju kosan nangis, buka pintu kamar nangis, sendirian di kamar nangis, bangun tidur nangis, mau berangkat kuliah pun nangis lagi. HAHA lebay, tapi memang begitu kenyataannya, jika aku me-recall kembali kemasa itu, aku juga bingung "kok bisa ya?" Tapi, yaitu proses yang aku jalani untuk menjadi baik, sebuah proses yang aku sendiri bangga telah mampu melewati masa-masa itu, membuahkan hasil yang menjadikan diri bahagia telah melewati satu proses menuju baik. Sengaja aku membuka-buka tulisan lamaku di tahun 2011 ketika aku mencoba menghibur diri agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan, ternyata aku selalu punya cara untuk membahagiakan diriku sendiri :))

http://ziquidh.blogspot.co.id/2012/01/yang-lalu-biarlah-berlalu.html 
dan
http://ziquidh.blogspot.co.id/2012/01/rabbku-maha-baik.html

salah satu kutipannya

"Jangan Bersedih..
Kekasih pilihan Allah akan dihadiahi dugaan hebat tanda kasih Nya
Jalannya dihias dengan duri-duru luka
Tidak dibiarkan lena dalam nikmat melimpah
Tapi dihidangkan keperihan susah payah yang tiada sudah.."

Aku pernah sebijak itu saudara-saudara hahaha

Hari berganti, perlahan aku kembali merajut mimpiku yang sempat tercerai berai karena Allah mengatakan belum saatnya, perlahan aku mulai ga cengeng lagi, aku menyibukkan diri dengan kegiatan di luar kampus, aku mencari orang yang butuh bantuan, karena sejatinya aku bahagia jika ada yang merasa terbantu dengan hadirnya aku. ketika itu aku berfikir aku bisa apa? apa yang aku bisa lakukan? masuk organisasi di kampus? ah aku fikir tidak, aku ga suka dengan sistem yang ada, pulang malam, rapat hampir tiap hari dengan alibi untuk mengasah softskill, kaka tingkat selalu mengatakan 'kamu belajar kepemimpinan ketika masuk organisasi, kamu akan memiliki banyak relasi, banyak bla bla bla..' . Aku menggeleng keras untuk itu, aku memang butuh mengasah softskill ku, tapi sekali lagi aku tidak suka dengan sistem yang ada, hingga pada akhirnya aku memahami ulang definisi softskill . dan ya! aku memang butuh tapi aku akan mendapatkannya dengan cara yang berbeda dari yang lain, dengan tetap tidak mengabaikan kebermanfaatan diriku untuk yang lain. Tapi apa? 

Pertanyaan yang langsung di jawab oleh Allah, saat pulang dari kampus aku dihadapkan dengan selebaran yang isinya, butuh tentor pada sebuah lembaga bimbingan belajar, dan sontak aku girang! ya. ini caraku untuk mengabdi. Tapi, ketika aku dalami lagi selebaran, alamatnya cukup jauh, Jl. Kaliurang KM 5,5. Jauh untuk ukuran maba yang ga tau jalanan Jogja, ga punya motor. Tapi apa salahnya kan yah di coba? begitu gumamku dalam hati. Dengan naik utuk-utuk (kendaraan umum yang jalannya kaya siput) aku melaju ke alamat yang dituju, bermodalkan selembaran aku mencari alamat, dan ketemu. Singkat cerita, aku mulai mengajar bimbel disana, dan first salary yang aku dapat membuat aku girang bukan main. aku bahagia ini pertama kalinya aku punya uang hasil kerjaku, ga seberapa memang, tapi bahagiaku bukan hanya sekedar dapat uang, tapi ketika adik yang aku ajar saat pembagian raport jingkrak-jingkrak bahagia sambil memelukku karena dia akhirnya bisa masuk 3 besar. Ah. tiba-tiba mata basah mengingat saat itu, Dek Galuh apakabar ya kamu Dek? mbak masih ingat kamu meluk mbak, dan membekali mbak sekeresek salak sebagai ucapan terimakasih mu :") semoga kamu selalu sehat ya dek, dan tetap jadi adek mbak yang cerdas. :"

Sejak saat itu, aku semakin yakin bahwa kebermanfaatanku untuk orang lain adalah pembuka jalan untuk mempermudah mimpiku :"

Terus apakabar salary yang aku dapat? hehe.. aku adalah orang yang selalu sayang mengeluarkan sesuatu apalagi itu didapatkan dengan banyak kenangan,  pada akhirnya, aku memutuskan untuk membeli sebuah celengan. Di celengan tersebut iseng aku tulis keinginanku untuk menjadi tamu Allah :') aku tulis di badan gajahnya "Bismillah, UMRAH setela s1 Farmasi Tahun 2015"

Gajah ini yang menjadi penyemangat yang gamau tau caranya harus selalu terisi :')
Fikiranku saat itu, SIAPA TAU gajah ini bisa membawaku menjadi tamu Allah, hanya bermodalkan mengisi gajah dengan salary hasil bimbel yang ga seberapa :')


Ah Allah.. :')
Kalau ada yang pernah ke kamarku waktu di Jogja dulu, gambar diatas selalu terpampang di dinding kamarku, yang setiap aku melihatnya selalu aku semogakan. Meski dalam hati selalu bergumam, Allah apakah mungkin? Lagi-lagi aku selalu meyakinkan bahwa Allah selalu memeluk mimpi-mimpi hambaNya. Seiring berjalan waktu, aku makin giat mengisi gajahnya, setiap peluang yang menjadikanku bermanfaat dan ada fee nya selalu aku usahakan, meski aku selalu mengorbankan waktuku untuk hangout dengan teman-teman, disaat yang lain pergi ke kafe untuk nongkrong, aku ngajar bimbel, disaat yang lain liburan ke tempat wisata aku menjadi musyrifah, disaat yang lain sibuk dengan jelajah kota jogja dan sekitarnya, aku menghabiskan waktuku di kampus untuk nge-asisteni praktikum, yang rekor waktu itu dalam satu semester aku pernah meng-asisteni 6 kelas :') tak ayal aku adalah orang yang ga tau jogja hingga akhir semester 5. Aku pun lebih memilih menabungkan uang beasiswa yang ku dapatkan disaat teman-temanku membeli barang-barang kesukaannya, belanja fashion kekinian, jajan makanan yang sedang ngehits saat itu. Sedangkan aku? lagi-lagi aku harus sabar, aku selalu menghibur diriku saat itu, akan ada saatnya nanti dimana aku menikmati apa yang aku sabar-kan untuk hari ini. Aku pun adalah orang yang paling hemat sepertinya, karena untuk makan di Jogja yang menurut versiku sekarang adalah paling murah, dulu aku sangat begitu perhitungan.. haha teringat tulisan yang pernah aku tulis di 

http://ziquidh.blogspot.co.id/2013/07/aku-kamu-dan-bbm.html

Ditulisan itu menceritakan bagaimana aku begitu nelangsanya ketika harga BBM naik haha (oiiaa.. akhir semester 4 akhirnya aku dikasih motor oleh ayah, ga naik utuk-utuk lagi untuk ngajar :D)

Singkat cerita, waktu terus bergulir, dan aku telah menyelesaikan studiku di Farmasi UII, tahun 2015. Itu artinya waktuku untuk membuka celengan gajahku, yang mana ketika celengan itu pertama dibeli aku mengikrarkan dia akan disembleh sesaat aku telah wisuda. 4 tahun waktu hidup gajah itu berwujud utuh. Membuka celengan itu, degdegan nya luar biasa.. Ah Allah mungkinkah uangnya cukup untuk bisa menjadi tamuMu? Dan saat dibuka, bukan mainnya rasaku, jumlahnya diluar prediksiku. Ah Allah, tahun ini, tahun 2015, hamba bisa jadi tamuMu :")

Tapi.. Allah mengujiku, lagi-lagi Allah mengatakan 'NANTI' untuk mimpiku, karena sesaat setelah itu, ada berita bahwa rupiah melemah, dollar naik, uang yang tadinya hampir cukup, ternyata makin ga cukup. Oh Allah, hamba belum pantas yaa menjadi tamuMu? gumamku saat itu sambil berurai air mata. Cara bagaimana lagi untukku dapat menggenapkan uang untuk menjadi tamuMu Rabb? Ah. ga sampai setahun, Allah memberi jawaban, Allah meng-acc permintaanku, Kerjaan di Tarumanagara yang ga disangka-sangka Allah mengIYAkan aku menjadi tamuNya, dengan bonus berangkat bersama ayah dan bunda, yang keduanya diberangkatkan oleh kakakku. Duhai Allah.. sungguh Engkau Maha Baik, selalu ada caramu untuk menjawab doa hambaMu di waktu yang tepat dan dengan cara yang terindah. Sebelumnya hamba ga membayangkan untuk menjadi tamuMu bersama kedua orang tua hamba, tapi nyatanya? aku selalu dibuat speechless dengan ke Maha Romantisan-Mu :")

DESEMBER, 2016
Entah rasa apa yang aku rasakan, selain syukur banyak-banyak.. menginjakkan kaki sebagai tamu Allah di negeri para Nabi membuatku merasa tak pantas, lagi-lagi aku mengikrarkan diriku sebagai orang yang paling cengeng, kali ini, di negeri ini mataku tak henti beruraian air mata, karena ke Maha Baikan Ia, secepat itu Ia mengabulkan permintaanku, secepat itu Ia memanggilku seolah mengatakan, "Sini hambaku, mengadulah apa persolanmu secara langsung padaKu.. disaksikan para malaikat yang mengelilingimu di tempat yang suci ini" 

Tempat pertama yang aku kunjungi adalah Madinah Al-Munawwarah

Sebagai salah satu kota suci umat Islam, Madinah memiliki sejumlah keutamaan, yaitu :
  1. Tempat yang diprioritaskan penyebutan namanya dalam Al-Quran.
  2. Yang menjadikan Madinah sebagai tanah haram (suci) adalah Allah SWT.
  3. Pengharaman pemburuan dan buruan di Madinah.
  4. Larangan memotong pohon-pohon, mencabutnya dan memungut barang yang tercecer.
  5. Pengharaman mengangkat senjata dan berperang di dalamnya.
  6. Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah SAW.
  7. Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat disemayamkannya jasad Rasulullah SAW.
  8. Madinah dibersihkan dari Syirik.
  9. Keberkahan di Madinah dilipatgandakan.
  10. Dajjal tidak boleh memasuki Madinah.
  11. Tanahnya sebagai penyembuh (Syifa')
  12. Syafaat bagi siapa saja yang sabar atas cobaan di Madinah.
  13. Syetan putus asa untuk disembah di Madinah.
  14. Para Malaikat menjaganya hingga Hari Kiamat.
  15. Madinah bermandikan cahaya pada hari kedatangan Rasulullah SAW.
  16. Beribadah di Masjid Nabawi dilipatgandakan pahalanya.
Salahsatu tempat mustajab dikabulkannya  doa di Madinah adalah Raudhah, biasa disebut taman syurga. sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa “antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga” Disarankan disana untuk doa banyak-banyak karena inshaAllah doa akan dikabulkan oleh Allah SWT. saat itu aku gak terlalu mendengarkan arahan pembimbing, aku lagi berkelana dengan fikiranku, aku masih ga percaya ada di depan makam Rasulullah, manusia mulia di muka bumi ini, aku ada hanya beberapa meter di depan makamnya. Ya Rasulullah.. aku disini... :') Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa Ala Ali Muhammad, ku ulang sholawat berkali kali hingga aku menyadari bahwa aku memang ada disini. Tiba giliran rombonganku untuk masuk ke raudhah, berdesakkan. sesak sekali, lagi-lagi aku ga terlalu merasakan desakan itu, meski jika aku hitung ada berapa jamaah yang berebut masuk kesana rasanya tak akan terhitung. Ah Allah. sebegini banyak nya kah yang rindu pada kekasihMu? termasuk aku? Lagi. aku menangis didalam desakan para jamaah :')

Depan Pintu Raudhah
Sesampainya di karpet hijau, yang menandakan bahwa aku udah sampai di raudhah, salahsatu tempat mustajab, doa yang aku susun dengan rapi yang udah aku siapkan dari tanah air untuk dipanjatkan, tiba-tiba aku tak kuasa untuk mengucapkannya, cuma air mata yang mengalir.. deras begitu deras... aku malu mengucapkan keinginanku pada Allah, selama ini Ia selalu mengabulkan apa yang aku pinta. Aku ingin meminta hal keduniawian padaNya, sesungguhnya aku lupa bahwa telah banyak nikmat yang telah aku dapatkan, hingga pada akhirnya aku hanya mengucapkan.. Allah... terimakasih untuk kehidupan yang Engkau berikan, terimakasih untuk memilih hamba untuk menjadi hamba yang selalu menghamba, jangan biarkan hamba menangis sendirian ya Rabb.. selalu yakinkan hati hamba bahwa apapun yang akan terjadi pada hidup hamba selanjutnya, Engkau akan selalu membersamai hamba... Rabb.. jika boleh aku meminta untuk meninggal, maka disinilah tempatnya, jika belum saatnya, izinkan hamba untuk mengadu padaMu ditempat ini, lagi dan lagi..... Allah Aku mencintaiMu.. 


Akhirnya aku bisa mengambil gambar ini sendiri :')
Selepas meninggalkan Madinah, maka Makkah lah tujuan terakhir untuk melaksanakan rukun umroh, selepas dari Madinah yang suhunya saat itu 12 derajat celcius, aku malah sakit.. ah tiba-tiba aku sebel sama diriku sendiri, no right time zii... tapi Allah menegurku, mungkin saat itu aku butuh istirahat, aku lupa bahwa semenjak di Indonesia aku jarang tidur, kebanyakan nangis pula.. tapi namanya Fauziah Ridho, selalu maceuh anytime, anywhere, hingga mengabaikan tubuhnya meskipun tubuhnya sudah memberikan alarm untuk istirahat sejenak. Ga cukup dengan dikasih sakit, Allah memberikanku haid. nah untuk ini aku gabisa apa-apa. Lagi-lagi nangis. mau maceuh pun gabisa, terpaksa istirahat disaat rombongan melakukan tawaf. Saat itu, aku janji sama Allah untuk mau istirahat dengan syarat Allah menghentikan haid ku, dan... lagi-lagi Allah mengabulkan doaku segera, setelah istirahat, haidku benar-benar berhenti, aku bisa tawaf, bisa sa'i. Ah Allah aku semakin yakin bahwa Engkau benar-benar memperhatikanku dan mengabulkan doa hambaa :(:( (dibuat speechless untuk kesekian kali atas keajaiban yang terjadi)

Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la syarika laka labbaik inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulk la syarika laka

Dengan menggandeng tangan ayah, aku melakukan tawaf, berdua mengelilingi kabah, disini aku banyak meng-aamiini doa ayah, jika selama ini aku hanya melihat ayah sedang sholat dan berdoa, maka sekarang aku mendengarkan doa apa yang selama ini ayah panjatkan, dan doa yang Ia panjatkan pada Allah adalah doa untuk anaknya, untuk aku.. anak mana yang ga teriris hatinya ketika mendengar ayahnya mendoakan dengan suara lirih sambil beruraian air mata agar Fauziah Ridho diampuni dosanya, dilancarkan sekolahnya, diberikan jodoh terbaik, dilancarkan rezekinya.. Segitu cintanya ayah padaku Rabb... :'(

Selepas Tawaf, masih dengan menggandeng tangan ayah, aku melakukan sai, antara safa dan marwah.. Ayah memintaku untuk murojaah.. "Nak.. coba baca surat yang kamu hafal, biar ayah mendengarkannya.." yang mana ayah?.. "Al-Mulk cobaa.." sambil berjalan pelan, ayah mendengarkan murojaahku, sambil menggandeng tanganku, makin erat... semakin erat... Setelah selesai, ayah tersenyum.. Lagi... lalu ayah membuka dengan Ar-rahman... Allamal quran... kholaqol insann.. allamahul bayann... dan kita murojaah bersama... entah kenapa, malam itu adalah malam teromantis yang aku laluin bersama ayah, setelah aku menemani ayah di rumah sakit selama 11 hari, menemani masa kritis ayah saat di ruang operasi, aku bersyukur Allah memilihku untuk bisa menghabiskan malam ini, di tempat ini bersama dengan orang yang paling aku cintai setelah Engkau, Rasul-Mu, dan Bunda.. jika bisa, aku ingin waktu terhenti saat itu. :') Allah.... terimakasihh...

Depan Ka'bah setelah Tawaf Wada

Depan Maqam Rasulullah SAW

Perjalanan spiritual ini menjadikan perjalanan yang semakin meyakinkan bahwa Allah Maha Cinta akan hambaNya, tidak ada yang tidak mungkin bagiNya apabila kita berharap.. Allah Maha Penggenggam mimpi hambaNya.. oh Allah... tidak ada yang tidak uzi miliki apabila uzi Memiliki Engkau.. oleh karena ituu.. jangan biarkan hamba menangis sendirian ya? :') oh Allah... hamba mencintaiMu, meskipun terkadang masih sebatas wacana untuk mengatakan aku cinta, tapi izinkan hamba mengubah wacana itu menjadi realisasi... Allah... terimakasih, kini hamba tidak takut untuk bermimpi, hamba tidak takut untuk menghadapi kehidupan yang akan hamba jalani selanjutnya, Ada Engkau yang selalu meyakinkan jika, all is well :)

Masjid Quba
Masjid Nabawi (Depan Maqam Rasulullas SAW)

Umroh bersama MQ Travel (sewaktu mau ziarah kota Madinah bersama Aa Gym)

Masjid Ar-Rahmah (biasa disebut masjid terapung), Jeddah

Dan untuk KAMU :)




(Semoga apa yang tertulis tidak menjadikan riya'.. Allah Maha Tahu niat hambaNya, jika ada yang baik dari tulisan ini, mudah2an menjadi pahala, jika ada yang tidak baik semoga Allah mengampuni)

Senin, 02 Mei 2016

Apakah ini yang kamu mau, Zi?

Hai Pembaca Setia Blogku yang tanpa bosan mengikuti cerita gak jelas dari episode hidupku. Selamat malam. Lagi-lagi, aku menulis karena moodku sedang berantakan, tenang. bukan tentang cowok kok, saat ini aku hanya lagi perang batin dengan diri sendiri. aku sedang mempertanyakan sebuah pertanyaan untuk diriku sendiri "Apakah ini yang kamu mau?"

Lagi-lagi aku bercerita tentang kampus impianku, kampus yang sedari dulu aku idamkan dan saat ini aku sudah menjadi bagian darinya, Iya. Aku sudah menjadi mahasiswa kampus ini. Sesuai dengan proposal yang aku ajukan Pada Yang Maha Cinta. Dan yang ingin aku ceritakan disini adalah, finally aku bertemu dengan dosen dari kampus impianku yang aku temui di Padang pada saat OFI tahun 2014 lalu, saat itu aku menangis melihat bagaimana mahasiswa/mahasiswi-nya yang menjadi sainganku mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya tentang materi yang akan dilombakan, terlihat mereka begitu antusias mendengar penjelasan dari dosennya itu, seolah mereka sudah menguasai dan siap memenangkan perlombaan. Saat itu aku menangis, menangis karena aku iri, aku gak mendapatkan hal seperti apa yang aku lihat tepat didepan mataku. Saat itu dalam hatiu berlirih, "Rabb.. aku ingin sekali menjadi mahasiswi itu, aku ingin duduk disana mendengar penjelasan dari dosen seperti itu, aku hanya ingin menjadi orang yang pintar". Sejak saat itu aku bertekad bagaimana pun caranya, aku harus merealisasikannya dan mendapat kesempatan sama seperti yang mereka dapat. 

Dan. Iya. Lirihanku ternyata di kabulkan Allah, aku ada di posisi sama seperti yang aku lihat waktu di Padang, aku dijelaskan sejelas-jelasnya oleh dosen yang sama persis aku temui. Aku senang dengan penjelasannya, benar-benar jelas, dan benar-benar membuatku faham alasan mendasar tentang pembuatan suatu sediaan obat, contoh aku sekarang mengerti perbedaan mendasar dari makroemulsi dan mikroemulsi, bukan sekedar tentang ukuran molekul yang berbeda,yang satu makro dan yang satu mikro, tetapi ada hal mendasar yang sangat prinsip terhadap kedua sediaan tersebut, yaitu tentang penambahan co-surfaktan. Simpel kan? sebagai seorang farmasis pasti sudah sangat familiar dengan kata co-surfaktan tapi bagaimana prinsip dia mampu mebedakan makro dan mikroemulsi aku baru faham hari itu, saat dosennya menjelaskan. lagi-lagi hatiku berlirih, "Pantas aku selalu kalah dengan anak kampus impianku ini ketika lomba, ternyata mereka diajarkan hal seperti ini.." haha. tiba-tiba aku melakuakan pemakluman terhadap diri sendiri atas kegagalanku saat OFI kemarin yang hanya mampu menempati peringkat ke 12, tentunya dibawah mahasiswi almamater ini. 

Tapi. ada yang kosong dari pemahaman yang dosen sampaikan, aku faham tapi hatiku tak nyaman,  dengan cara menyampaikan seolah kita adalah robot yang mampu disetting sedemikian rupa untuk menjadi alat yang jenius, beda halnya dengan dosen-dosenku sebelumnya di kampus almamaterku, setiap apa yang difahamkan oleh dosenku sebelumnya, aku selalu saja menemukan caraku untuk menemukan Tuhan. Ah. Rabb.. maafkan hambaMu yang selalu tak puas dengan apa yang didapatkannya, maafkan hamba yang lagi-lagi membandingkan apa yang sedang dijalani, dan seketika ada yang berbisik dalam relung hatiku "Inikah yang kamu mau, Zi?" dan sungguh, aku tak mampu menjawabnya, satu hal yang terjawab bahwa, aku pernah bergumam tentang keinginanku untuk menjadi orang pintar, ternyata, menjadi orang pintar tak selamanya menyenangkan jika tak mampu mendamaikan hati :')

(Lagi) hatiku berlirih, seandainya aku bisa menjadi manusia kombinasi antara kampus almamater dan kampus impianku, mungkinkah aku mampu mengajarkan pada penerus-penerusku bagaimana cara memahami ilmu dengan tetap mengenal Tuhan dan tetap menjadi Manusia. Semoga dimampukan. :')

Jumat, 18 Maret 2016

Rangkaian Cinta Positif~

hei Bloggers.. lagi apa? jangan tanya balik aku lagi apa ya? karena jawabannya pasti menjenuhkan, kalo ga nugas, ya belajar buat uts, paling hiburan satu-satunya adalah nulis. Yaa begitulah tugas mahasiswa. Tapi aku gak ngeluh kok, selama jadi mahasiswa aku harus menikmati setiap prosesnya (mumpung masih dikasih kesempatan) bukan begitu? :)

Disela rutinitas, rangkaian lagu Cinta Positif yang selalu menemani, ada yang tau tentang lagu itu? rangkaian perjalan kisah cinta seseorang yang harus rela mengikhlaskan demi terwujudnya sebuah impian. dan kali ini aku mau me-review nya buat kalian yang belum tau. hihi. Jadi ceritanya, ada 5 part lagu hingga sekarang, yang masing-masing dengan judul Halaqah Cinta, Untukmu Calon Imamku, Mencintai Kehilangan, Jodoh dunia Akhirat dan yang terakhir adalah Pangeran Syurga. 

Lagu pertama berjudul Halaqah Cinta.. Bercerita tentang bagaimana seorang perempuan menyukai seorang pria, begitu juga sebaliknya, tapi karena masing-masing dari mereka mengetahui bahwa yang namanya aktifitas "pacaran" dalam kamus Islam tidak pernah ada, jadilah sesama diantara mereka saling memendam perasaan dan saling berdoa untuk dipertemukan dengan kekasih pilihan Tuhan yang sudah pasti pilihannya takan pernah salah. Sweet ya? 

Scene Video Clip Halaqah Cinta
Lagu Kedua adalah Untukmu Calon Imamku.. dari judulnya aja udah bisa dipastikan bahwa ini adalah curahan hati seorang perempuan yang sedang menerka-nerka siapa calon imamnya kelak. Ada satu kalimat yang bikin aku merinding setiap kali mendengarnya "Untukmu calon imamku, seseorang yang akan menemani aku dimasa depan, aku menantimu bersama semua pengabdianku yang tertunda, bersama segenap cinta yang tak akan sempurna bila engkau tak kunjung hadir dihadapanku. izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum di wajah teduhmu, izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di hati dan fikiranmu. Untukmu calon imamku, ketahuilah bahwa aku pun disini selalu menantimu dalam taat, menanti untuk menjadi belahan jiwamu, menanti untuk menjadi penyejuk hatimu." kurang lebih begitulah kata-kata yang ada di lagu ini, dan itu jika dihayati bikin galau. haha. jadi untuk para perempuan yang rentan dengan kata jodoh jangan coba-coba dengar lagu ini. :D

Dan lagu ketiga adalah lagu Mencintai Kehilangan, dari sekian lagu, lagu ini yang paling paling deh pokoknya, di lagu ini aku belajar bahwa cara mencintai yang belum pada waktunya adalah dengan mengikhlaskan. Ini adalah kutipan si seorang laki-laki kepada perempuan yang dicintainya "Assalamualaikm Ghea, aku sempat berfikir untuk memilihmu menjadi pendamping hidupku, sampai saat ini keyakinan itu terus tumbuh dan membesar dalam hatiku, tapi adakalanya keyakinan tak sesuai dengan kenyataan, atau memang waktu yang menunggu untuk membuktikan, masih ada impian besar yang harus aku kejar, tak perlu ada ikatan apapun antara kita, kita tak perlu saling menunggu, kita hanya perlu belajar saling melepaskan dan menerima ketentuannya." Bikin nangis dengernya, apalagi sambil dilakuin, campur aduk deh rasanya :')

Scene Video Clip Mencintai Kehilangan
Lagu keempat adalah lagu Jodoh Dunia Akhirat, lagu ini mengisahkan mengenai jawaban dari mengikhlaskan, ketika waktu sudah mengatakan ini saatnya, maka tiada satupun yang dapat menghalangi kehendak dari Yang Maha Cinta untuk menyatukan kedua makhluk yang bersabar diatas ketaatan padaNya. bahkan bukan cinta yang memilihmu tapi Allah yang langsung memilihmu untuk ku cintai. Kutipan surat si pria pada wanita yang daridulu ia cintai, "Assalamualaikum Ghea, waktu dan cuaca mungkin berubah, tapi keyakinan dalam hatiku tidak, dia terus tumbuh setiap harinya tersiram doa, keyakinan ini menguatkanku untuk terus memantaskan diri demi terwujudnya sebuah impian. Mimpi yang dulu sempat aku lepaskan, doa-doaku disetiap malam memohon pada Allah untuk menunjukkan dan aku tetap melihatmu ada di masa depanku. Kamu tetap menjadi impianku. Apakah kamu bersedia menjadi penyempurna agamaku?"  Melting kannnnn?? :')

(Dan) Lagu terakhir adalah Pangeran Syurga, dan ini adalah final dari rangkaian kisah seorang yang memohon - mengikhlaskan - sabar - memantaskan diri - hingga dipersatukan oleh Nya.
"Apabila dia sudah berkehendak, siapa yang bisa menolak. Apabila Dia sudah mengizinkan siapa yang bisa menahan? mengikhlaskan bukan sekedar melepas, mengikhlaskan berarti menyerahkan kepadaNya segala keputusan dan menerimanya dengan penuh kesadaran."  Aaa... aku melting dengan cerita ini, yang pada akhirnya si laki-laki yang berani melamar. Yeaay.. sebagai penonton aku turut senang. haha.

Scene Video Clip Pangeran Syurga

Setiap yang mendengar lagu-lagu diatas pasti responnya sama, aaak sweet banget. karena yang ditampakkan adalah yang romantisnya aja, gatau kan gimana caranya melakukan? gimana sakitnya mengikhlaskan? gimana prosesnya menjalankan apa yang tak tampak, gimana rasanya melawan gejolak hati untuk tetap istiqamah, karena sesungguhnya sekuat apapun mencoba mengikhlaskan tapi pada akhirnya akan kalah dengan perasaan sendiri apalagi jika iman yang dimiliki belum sepenuhnya tertanam dalam hati. Aku pun lagi belajar demikian, jika ditanya Telah Memberikan Apa untuk Tuhan, mungkin ini adalah salahsatunya jawaban. Aku hanya ingin membuktikan bahwa tanpa ada komunikasi, jika waktu sudah mengatakan sudah saatnya, pasti dipersatukan, aku hanya ingin membuktikan itu untuk diriku sendiri. Entah dengan siapa, yang jelas dengan KAMU yang berani untuk mengambil sikap. Aku teringat perkataan partnerku Shalahuddin Al Madury saat ia berkata "Semua pemuda itu cemen, kecuali dia yang kemudian berani memintamu kepada ayahmu" hihi jadi ngikik sendiri dengernya, tapi memang begitu ya kenyataannya? semua cowok itu cemen, setuju gak? hehe.

Semoga aku, kamu, kita, sama-sama dituntun untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga jika sudah tiba saatnya kita akan merasakan benar-benar nikmatnya hadiah Allah atas kesabaran yang telah kita jalani. Aaamiin :')

Oiia, lagu-lagu diatas bisa didengar via youtube di https://www.youtube.com/watch?v=Yf-gQsx6fFU&index=7&list=PLZb6i647IV9ohsIQpq0B1zPsFI0CHDDaO. Selamat mendengarkan bloggers :)



Selasa, 15 Maret 2016

Sebatas Wacana ~

Assalamualaikum.. 
Tanggal 22 Desember 2015 adalah hari terakhir dimana aku menenggelamkan diri dalam lamunan panjangku, me-recall memori perjalanan yang telah aku lewati, banyak tangisnya, tapi sebanyak air mata yang keluar, sebanyak itulah syukur yang harus dipanjatkan pada Yang Maha Cinta, bahwa janji Ia itu pasti, Ia tak akan membiarkan hambanya menangis sendirian dengan segala masalah yang dialami, dengan semua potongan episode yang terlewati tanpa adanya penyelesaian dan hikmah yang dapat dipetik setelahnya. Aku bersyukur bahwa aku masih bisa mencari Cinta Allah dalam setiap permasalahan yang Ia berikan, bayangkan? masih banyak orang yang tak menemukan Allah di dalam setiap air mata yang terurai pada pipinya, sesungguhnya bagiku, merugilah Ia, karena orang seperti itu tak akan pernah merasakan menangis dalam kenikmatan yang mendalam, menangis bukan karena permasalahan yang menghampiri, tapi menangis karena merasa bahwa Allah sedang sangat dekat dengan kita, seolah Ia sedang memeluk, mengusap kepala sambil berkata, "Hambaku, sesungguhnya Aku sangat dekat dengan Mu, Aku mencintaimu, hambaKu". 

Dan malam ini tanggal 15 Maret, sengaja aku meliburkan otakku dari segala aktivitas perkuliahan yang jika dikeluhkan akan banyak hal yang terlontar dari bibirku, mengeluhkan mengapa harus begini, mengapa harus begitu, tapi lagi-lagi aku bersyukur, karena Ia menuntunku untuk menjadi wanita yang tangguh, tanpa mengeluh, dan selalu menghibur diri dengan perkataan dan perbuatan yang membuat optimis ketika semangat ada pada titik kritis. Malam ini aku ingin meluangkan waktu untuk menenggelamkan diriku jauh kepada hati yang terdalam, dalam perenungan panjang, hingga aku menemukan titik kedamaian itu berada. Ah Allah, jawabannya itu adalah titik dimana aku menemukan Engkau kembali. bermesraan denganMu (lagi) setelah sekian waktu aku mengabaikanMu dengan urusan keduniawian. Allah, cemburukah Engkau? 

Minggu ini adalah minggu dimana Ujian Tengah Semester berlangsung, sejujurnya ini adalah hari yang aku tunggu sejak lama, dulu aku sangat mendamba merasakan bagaimana mengerjakan soal-soal di kampus ini, dan pada hari ini pertanyaan yang dulu memenuhi "kotak petanyaan" dalam otakku sudah terjawab. plis jangan ditanya bagaimana soalnya, bisa apa ngga mengerjakan, dan pertanyaan sejenis lainnya, karena aku akan menjawabnya hanya dengan senyuman. Dan ketika aku memaksimalkan apa yang aku usahakan, aku merasa mengabaikan yang seharusnya tak diabaikan, mungkin Ia hanya tersenyum mengamatiku, menunggu aku untuk mengadu semua keluhku padaNya, menunggu untuk aku mencurahkan apa yang aku rasa pada Ia, mungkin Ia kangen dengan segala ceritaku, dengan segala apa yang aku alami, tapi sayangnya aku begitu egois, menemui Ia ala kadarnya, itupun ditunda ketika urusan keduniaanku telah selesai, menomor 2 kan Ia, padahal dulu ketika ada maunya, nangis-nangis minta supaya cepat dikabulkan, mengangkat tangan sampai tak terasa pegel untuk mendapat iba dari Ia, tapi sekarang? ketika apa yang diinginkan sudah di-acc olehNya, Ia dikesampingkan. Apakah begitu kodratnya manusia peminta macam kita? ketika ada maunya saja merayu-rayu hingga merasa bahwa manusia macam kita ini adalah satu-satunya manusia yang harus segera di kabulkan permintaannya saat itu juga? Egois ya? Iya gak sih? Aku pribadi sih iya, hingga detik ini saat tulisan ini lagi diketik, aku lagi menertawakan diriku sendiri, dimana ucapan yang dulu dijanjikan bahwa saat Ia sudah mengiyakan apa yang diminta, ibadahnya akan ditingkatkan, hafalannya akan diperbanyak, sunnahnya akan lebih digiatkan? dimana semua ucapan itu? Ah ternyata manusia selain makhluk yang egois, ia juga adalah makhluk yang pandai berwacana. HAHA. mari kita menertawakan diri sendiri, sekencang-kencangnya. Jika pembaca tidak mau menertawakan, biarlah aku tertawa sendiri, karena sejatinya apa yang aku tulis adalah sindiran bagi diriku sendiri. Atau mungkin hanya aku satu-satunya manusia yang paling egois dan pandai berwacana, ah mungkin iyaa. selebihnya, manusia yang lain adalah manusia sebaik-baiknya manusia sesuai dengan tujuan manusia itu diciptakan sebagai khalifah di bumi ini. Mudah-mudahan memang demikian. :)

Dalam menulis tulisan ini, tak sengaja terputar lagu edcoustic-Aku Ingin MencintaiMu. liriknya sesuai dengan tema tulisan pada malam ini. "Aku ingin mencintaiMu, setulusnya, sebenar-benar aku cinta dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku, aku ingin mendekatiMu selamanya, sehina apapun diriku, ku berharap, untuk bertemu dengan Mu Ya Rabbii..." Kebetulan? Iya sangat kebetulan terputar lagu ini, lagu yang entah mengapa malam ini semakin mengena, dalam lirik tersebut hanya diucapkan kata Ingin... yaa sekedar ingin, lagi-lagi aku merasa tersindir, selama ini aku hanya berucap INGIN dekat dengan Ia, tapi realisasinya? jauh dari ekspektasi. Ah Allah. lagi-lagi aku merasa malu sama Engkau. Masih mau kah Engkau kembali bermesraan denganku seperti dulu? Tidakkah Engkau letih menerima kembali hambaMu yang sebentar-sebentar menghilang dan sesaat setelah itu mendekat kembali? Ah pertanyaan bodoh, jawabannya pasti ngga lah, iya kan Rabb? :')

Oiia, hari ini juga adalah hari pertamaku memakai jas almamater punyaku sendiri, gak pinjam lagi punya kaka angkatan untuk foto KTM, ini beneran punyaku sendiri. Dan, finally aku merasa pakai jas ini, setelah penantian panjangku... 


Allah. Terimakasih untuk senantiasa mengabulkan setiap apa yang aku pinta, meskipun tak ada balasan yang selayaknya aku berikan padaMu. Allah. terimakasih untuk selalu mencintaiku, meskipun rasa cintaku ternyata lebih besar pada segala bentuk ciptaanMu. Allah. terimakasih untuk selalu ada ketika aku mencariMu lewat malam-malam yang berdzikir. Allah. Terimakasih hingga detik ini aku masih merasa Engkau masih dan akan selalu mencintaiku, oleh karena itu Engkau takkan mampu membiarkan aku menangis sendirian, berjuang sendirian, dan menanti sendirian. Allah, meskipun masih sebatas wacana untuk mengatakan aku mencintaiMu, tapi terimalah sebuah wacana dari hambaMu yang Tak Tahu Malu ini. Allah. Terimakasih untuk kesempatan hidup yang Engkau berikan. Aku tak sabar menunggu waktu saatku harus bertemu denganMu. Allah. Tegur aku jika aku salah ya? bimbing aku selalu dalam jalanMu. Allah. Aku mencintaiMu.