Senin, 13 Maret 2017

Surat Kecil Untuk Bunda

Bunda cinta jangan menangis
Doamu menyinariku
Lihat perjuangan diriku 
Cerminan dari cintamu yang indah

Kau sabar menyayangiku
Kau peluk kemarahanku
Bunda sayang tersenyumlah
Demi bunda cintaku
Ku kejar impianku

Atas nama cintamu
Kuakan meraih semua impian aku 
Untuk bahagiakanmu

Atas nama cintamu
Kuakan menjadi yang terbaikmu
Ku cinta padamu, Bunda

(Lintar -Bundaku)

Adalah Bunda, wanita tangguh yang telah melahirkan ku didunia ini, yang dari rahimnya aku dilahirkan, yang dari tiap tetesan air susunya aku mengenal kehidupan, dan dari letihnya aku perlahan merajut mimpi yang sedang coba untuk ku raih satu persatu.

Adalah Bunda yang hingga sekarang tidak pernah bosan selalu mendongengkan ku, ketika ku bergelayut dalam pelukannya untuk diceritakan mengapa bunda menginginkanku ada di dunia ini, mengapa bunda memintaku pada Ia Yang Maha Cinta, tentang bagaimana masa kecilku dulu, kapan pertama kali aku mulai bisa memanggil bunda, kapan aku pertama kali berjalan, bagaimana rewelnya aku ketika aku mulai banyak keinginan ini dan itu, dari semua cerita yang diceritakan, tidak ada cacat sedikitpun dari zia kecil, tidak ada dalam cerita itu betapa nakalnya aku, betapa rewelnya aku, betapa aku menyusahkan bagi bunda, TIDAK ADA! zia kecil di mata bunda begitu sempurna, seolah bunda ingin mengatakan bahwa setiap tangisanku adalah kebahagiaan baginya, setiap teriakanku dulu adalah semangat baginya, dan setiap kenakalanku dulu adalah energi baginya. Itu yang selalu aku dengar, yang aku yakini bahwa bunda teramat menyayangiku.

Adalah bunda orang yang menjadi madrasah pertamaku, jika saat ini aku sedang belajar untuk menjadi madrasah pertama bagi anakku kelak, sesungguhnya aku telah mengalaminya sendiri sedari dulu, teringat olehku ketika bunda mengajarkan ku membaca, membelikanku berbagai macam poster dari mulai poster A-I-U-E-O, A-Ba-Ta, nama-nama hewan, nama-nama buah2an, dan lainnya, bunda menyulap rumah lantai 2 menjadi sekolah buatku dan kakakku. Selama mengajariku, tidak pernah bunda membentakku, tidak pernah bunda menyubitku, seingatku bunda tak pernah menyentuh tubuhku dengan cubitan, pukulan, atau jenis kekerasan yang lainnya, yang ada hanya bunda selalu menyentuhku dengan usapan dan pelukan, begitu lembutnya bunda.

Adalah bunda yang dengan telaten memberikan pelayanan terbaik untuk anaknya, ga rela anaknya kelaparan sedikitpun bahkan hingga aku telah menginjak usia 23. bunda yang tidak pernah lelah menanyakan "udah makan nak?" , "udah minum susu milo?" , "hari ini udah makan berapa kali?", atau saking takut anaknya sakit, bunda masih selalu mengingatkan, "kalau keluar malam pakai jaket ya nak", "belajarnya jangan terlalu malam", "kalau habis mandi pakai minyak kayu putih ya nak",  sebegitu khawatirnya bunda ketika anaknya jauh dari jangkauan pengawasannya :".

Adalah bunda yang selalu mendukung mimpi-mimpiku, yang selalu sms bahkan nelfon ketika aku mengatakan, Bunda nzi lagi mau ujian, Bunda nzi lagi mau lomba, bunda nzi lagi mau pendadaran, dan segala ketakutanku yang lain, dengan tulus bunda mengatakan, "iya nak.. sewaktu nzi ujian bunda bacain surat kesukaan nzi, Al-Kahfi, Ar-Rahman, Al-Waqiah, Al-Mulk yaa..." dan seketika itu ketakutanku hilang, sebegitu ajaibnya suara bunda mendamaikan kerisauanku kala itu.

Adalah bunda, wanita terhebat yang tidak pernah mau membuat anaknya khawatir, gamau membuat anaknya sedih dengan selalu mengatakan bunda gapapa kok nak, padahal aku tau bunda kenapa-kenapa.. semakin bunda mengatakan gapapa, semakin teiris rasa oleh ketakutan-ketakutan.

Adalah bunda yang tidak pernah meminta apapun pada anak-anaknya kecuali minta anaknya untuk tetap menjaga sholat. Sesederhana itu permintaan bunda.

dan sekarang usia bunda telah menginjak usia 62 tahun, bukan angka yang sedikit ya bundaa.. tidak ada kata yang dapat diutarakan selain semoga bunda semakin disayang Allah sebagaimana bunda sayang sama nzi, semoga bunda selalu dijaga oleh Allah sebagaimana bunda jaga nzi dari kecil hingga sekarang.

"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"

Ah Rabb.. masih banyak mimpiku bersama bundaa.. bersama ayah.. izinkan hamba untuk menjadi alasan mereka tersenyum di hari tuanya. Jika syukur padaMu harus banyak diucapkan, maka untuk ini aku berterimakasih telah menghadirkan bunda dan ayah dalam episode kehidapanku di dunia ini. Sesungguhnya Engkau Maha Sebaik-baiknya Pemberi. Jaga bunda dan ayah ya Ya Rabb.. karena Engkau pun sebaik-baiknya Penjaga :))




Ayah - Bunda 



0 komentar:

Posting Komentar