Kamis, 06 Agustus 2015

CINTA (?)

Untuk membahas tentang KAMU, rasanya belum sanggup melanjutkan episode yang bersambung dari seri KAMU. Jari berasa kaku saat ingin merangkai kata (lagi) tentang KAMU. Padahal kamu tau? sudah ada ribuan kalimat yang ingin aku tuliskan menjadi tulisan tersendiri dengan Judul KAMU (5) tapi.. nanti yaa jika sudah ada keberanian untuk menuliskannya.

Hasil gambar untuk love

Saat ini, harihariku disibukkan dengan urusan yudisium, nyari tandatangan kesana kemari, revisian terusterusan, belajar untuk menjadi orang sabar, bagaimana tidak, untuk mendapatkan tandatangan dari satu orang pun perlu disertai sabar dan ikhlas, mengikhlaskan waktu terbuang demi menunggu depan pintu ruangan dosen hanya sekedar untuk bertatapan muka dan mendapatkan tandatangan. IYA. sebegitu berharganya dan sebegitu pentingnya tandatangan bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang memperjuangkan toga, demi membuat senyum sempurna di kedua bibir malaikat yang bernama ayah dan bunda. Harihariku juga disibukkan dengan mempersiapkan diri untuk belajar supaya dipantaskan menjadi mahasiswi almamater lain. Masamasa ini tidak akan pernah aku keluhkan karena ini adalah bagian yang akan dirindukan di kemudian hari. Hari dimana teman-teman yang saat ini menemani, keesokan harinya tidak menemani (lagi). Hari dimana atmosfer akademik di kampus perjuangan ini tidak akan aku rasakan (lagi). Hari dimana kesabaran dan keikhlasanku akan diuji dengan ujian dengan level yang lebih tinggi daripada sekedar menunggu dosen untuk mendapatkan tandatangan. Ini harus aku lakukan dengan atas nama cinta. CINTA (?) ngeri yaa bahasanya, bagi anak muda jaman sekarang kata CINTA pasti selalu dikaitkan dengan perasaan antara lawan jenis, dikaitkan dengan lambang merah jambu berbentuk hati, padahal berdasarkan ilmu Fa'al , hati itu tempat proses detoksifikasi, bentuknya pun bukan berupa lopelope yang sering anak muda gambarkan. Ah entah darimana ilustrasi itu berasal, tapi cukup buat gelenggeleng kepala dengan pemahaman muda-mudi jaman sekarang tentang cinta. Cinta berdasarkan Kamus Besar Bahas Indonesia diartikan sebagai suka sekali;sayang benar . Jadi jika dikaitkan antara cinta dengan aktivitasku saat ini, aku harus mencintai kegiatanku, agar rasa yang timbul bukan keluhan, bukan gerutuan, bukan juga makian, tapi perasaan senang menjalaninya disertai senyum tulus yang menjadikan salahsatu ladang ibadah. hehe. aamiin.

Kembali tentang pengertian CINTA yang dimaknai oleh kebanyakan orang, bahwa cinta itu adalah perasaan dari satu wanita pada pria, terus saling cinta, pendekatan atau saat ini sangat hitz dengan istilah ta'aruf padahal aktivitasnya sama seperti pacaran, terus berlanjut hubungan dengan pernikahan, kalo gak berlanjut yaa putus, terus musuhan, terus susah moveon, terus galau, terus nangis, yaa gitu aja terus sampe kata CINTA berbalik menjadi ATNIC -,-. Sungguh cinta mampu membuat generasi muda saat ini didoktrin dengan kata cinta yang kalo belom mengalami hal tersebut belum gaul. Miris. Ah seandainya mereka mengerti bahwa definisi cinta tidak sesederhana itu. Masih banyak definisi cinta yang lebih kompleks yang harus dipelajari dan difahami dengan tingkat ilmu yang lebih tinggi. Cinta aku ke kamu, atau kamu ke aku, adalah cinta dengan tingkatan yang masih jauh dibawah cinta yang agung.

Cinta yang agung tentu cinta pada Yang Maha Cinta bukan? Aku pun masih perlu belajar tentang cinta yang satu itu, cintaku pada Yang Maha Cinta kadang selalu diduakan dengan hal lain yang terlalu banyak jika dijabarkan pada tulisan ini, belum sepenuhnya aku melakukan dan membuktikan cintaku pada Yang Maha Cinta selayaknya orang mencintai pasangannya. Masih selalu menunda ketika Ia memanggil untuk berkomunikasi denganku, padahal hanya 5 waktu Ia meminta bertemu denganku, padahal jika direnungkan, siapa yang butuh??? Masih juga sering mengabaikan untuk membaca surat cinta dariNya padahal dengan membacanya membuat hati menjadi tentram, sekali lagi. Siapa yang butuh?? Terlebih dari itu, perlu direnungkan kembali dan perlu ditinjau ulang bahwa terkadang kecintaan pada makhluk ciptaanNya lebih besar daripada cinta pada Sang Penciptanya? ah kali ini benar-benar harus beristigfar, jangan-jangan itu sedang terjadi pada diri kita??

Terasa indah jika cinta pada Yang Maha Cinta menjadi pondasi untuk mencintai yang lainnya. layaknya cinta Ali bin Abi Thalib pada Siti Fatimah Az Zahra yang didasarkan pada prinsip Mencintai karena Allah, dan berpasrah atas keputusanNya. Taukan bagaimana kisah keduanya hingga mereka berdua dipersatukan? Ali yang minder untuk melamar putri cantik Rasulullah, bahwa mencintai Fatimah ia rasa ia tak pantas, sehingga hanya dalam diam dan dalam doa dia mencintai Fatimah. Hingga Allah SWT menggerakkan hatinya untuk dikuatkan dan diberanikan menemui Rasul untuk melamar Fatimah yang pada saat itu saingannya luar biasa banyak yang membuat Ali ini semakin merasa tidak pantas, tapi Ali tetap berpasrah  pada ketentuan Yang Maha Cinta. Ali Ridha atas ketentuanNya, bahwa Cinta tak pernah meminta untuk menanti, Ia mengambil kesempatan, itulah keberanian. Atau mempersilahkan, yang ini pengorbanan. Ah. begitu sesempurna itu cinta Ali untuk Fatimah. :')

Nabi pun menjawab lamaran Ali. Hati Ali diikuti perasaan malu dan ketidakpantasan karena telah memberanikan diri untuk melamar Fatimah, “Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Hingga Allah menghimpun keduanya dalam ikatan suci pernikahan yang kisahnya tak akan lekang oleh zaman.

Iri dengan kisahnya? jika ditanya seperti itu aku menjawab tanpa ragu "IYA" bagaimana tidak, kisah cinta yang sempurna, tanpa cacat, yang akan ditulis sebagai cinta yang bersejarah yng membuat setiap insan ingin memiliki pasangan layaknya seperti Ali dan Fatimah. Aku pun demikian. mengharapkan Ali dan memantaskan diri untuk menjadi Fatimah. Doakan aku :')

Menurut hadist Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), Orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kita bagian yang mana? termasuk keduanyakah??

Rasulullah SAW pun berkata bahwa ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Kita melakukan hal tersebut pada siapa? Jawaban ada pada hati masing-masing yaa :)

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian, yaitu:

  1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah.
  2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam Al-Qur'an, kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim. Nih katanya Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat, katanyaa :)))))
  3. Cinta mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
  4. Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al-Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
  5. Cinta ra'fah yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
  6. Cinta shobwah yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
  7. Cinta syauq (rindu), Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
  8. Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Jadi. Hei KAMU... cinta seperti apa yang kamu punya untuk mencintaiku? :)))

0 komentar:

Posting Komentar