Halooo....
Malam ini mood saya buat nulis berasa sedang berada di puncak paling tinggi, dan akan segera diterbangkan oleh angin apabila tidak dituangkan di blog tercinta, hahaa.. lebay tapi begitulah adanya, bermula ketika malam ini hujan mengguyur Kaliurang yang membuatku terpaksa memakan popmie, yaa terpaksa, popmie disaat-saat seperti ini bagaikan makanan berharga dan makanan terenak yang bisa menolong perutku ketika sedang memberontak. Tapi yasudahlah, bersyukur, setidaknya malam ini aku masih bisa tidur dengan perut berisi, alhamdulillah :)
Oiiya... kuliah hari ini bener-bener berharga buatku, padahal hari ini matakuliah 5 sks, dan 1 praktikum, belum lagi kumpul kelompok buat revisi proposal PKM, yang membutuhkan waktu dari jam 7 pagi hingga 7 malam, hal yang biasa untuk mahasiswa, bagiku, jika orang yang ngakunya mahasiswa tapi banyak ngeluh tentang aktivitasnya, jiwa kemahasiswaannya perlu diragukan.
Apa yang membuat kuliah ini spesial dari kuliah-kuliah sebelumnya?
Hari ini ketika memasuki kelas untuk kuliah 'Mikrobiologi-Parasitologi' awalnya ada sedikit malas, mungkin syetan sedang berusaha mempengaruhiku dan mencoba untuk membelokkan niat awalku dari jalan lurus menuntut ilmu ikhlas karena Allah SWT, maklum, dalam bayangan dengan bobot 3 sks, matakuliah itu akan menjemukan, tapi tidak dalam kenyataannya.
Duduk manis di barisan ketiga cukup bisa melihat dosen di depan, dosen berbadan mungil, dan imut itu sangat semangat membuka perkuliahan, tapi semangat yang beliau kobarkan bukan semangat yang berapi-api seperti para pahlawan perjuangan dalam menghadapi musuh di hadapannya dengan suara yang lantang memberikan orasi, semangat itu berbeda, suaranya yang lembut itulah yang menggugahkan semangatku yang sempat 'hampir' luntur.
Hal pertama yang dilakukan dalam membuka perkuliahan adalah memberikan suntikan semangat pada mahasiswa, khususnya aku, untuk memperbaiki akhlak, dan memperkuat aqidah. Itu yang membuatku tidak menyesal masuk UII saat ini, disini bukan hanya saja mengasah kecerdasan intelektual, namun kecerdasan emosional dan spiritual juga tidak dilupakan, itu yang ditanamkan para dosen UII pada hati kami para mahasiswanya, tidak berasa 1,5 jam dosen imut itu bercerita, cerita yang sangat menginspirasi dan membuatku berkaca tentang ibadah dan kelakuanku yang kurang pantas selama ini.
Cerita yang mengesankan adalah :
"Alkisah, hidup sebuah keluarga, suami istri dengan seorang anak yang sangat berbahagia, anaknya masih duduk di sekolah Taman Kanak-kanak, dan ayah ibunya bekerja disebuah perusahaan yang sama, karir orangtua sang anak lambat laun makin memuncak, sehingga suatu saat bos dari perusahaan tersebut mengutus keduanya untuk dinas ke luar kota selama 2 minggu, galau lah kedua orang tua dari sang anak tersebut, galau karena harus memilih untuk meninggalkan anak semata wayangnya untuk menunaikan amanah yang diberikan bos kepada mereka. Sebelum pulang ke rumah, karena dedikasi keduanya kepada perusahaan, si bos memberikan sebuah mobil edisi terbaru berwarna putih untuk digunakan oleh mereka sebagai mestinya. Sesampainya di rumah anak semata wayangnya itu menyambut kedatangan orang tuanya dengan hati suka cita apalagi ayahnya membawa mobil baru. Ketika turun dari mobil sang ibu mencium anaknya penuh kasih dan menyampaikan pada sang anak untuk berpamitan karena ada tugas dinas, untungnya sang anak mengizinkan dan masih tetap gembira karena terbayang di fikirannya setelah ayah ibunya pulang, ia akan dibawa jalan-jalan oleh orangtuanya. saking bahagianya sang anak bernyanyi-nyanyi sambil memukul-mukul suatu barang dengan batang ranting yang ia ambil di taman, ketika itu orangtuanya masuk ke dalam rumah untuk packing, si anak masih bernyanyi, dan sekarang yang dijadiin drum oleh si anak adalah mobil baru ayahnya, sehingga mobil itu pun tergores-gores, tapi si anak tidak menyadarinya. Ketika ayahnya keluar, bukan main kaget dan marahnya si ayah melihat mobilnya telah cacat oleh si anak, dan dengan emosi yang tinggi, si ayah memukul si anak dengan ranting yang ada di tangan si anak dengan keras, "Ade nakal, ade nakal, ade nakal..." kata si ayah, sang anak masuk ke dalam rumah sambil menangis dan menutup luka akibat pukulan sang ayah. Karena ayah dan ibunya sedang buru-buru untuk pergi, si ibu menyuruh pembantu rumahnya untuk mengecek si anak.
Beberapa hari si anak gak mau keluar kamar, sampai si anak demam, pembantu rumah yang merawat anak tersebut hanya memberi obat biasa, namun si anak bukannya sembuh tapi demamnya semakin tinggi, kondisi seperti itu membuat si bibi panik dan menelpon ibu si anak, dengan izin dari si ibu, si anak di bawa ke rumah sakit. Ketika beberapa hari kemudian kedua orang tua itu baru pulang dan segera ke rumah sakit untuk menemui dokter, dan dokter pun berkata bahwa demam yang diderita si anak akibat infeksi yang sampai tulang dari luka di tangannya, sehingga tangan anak itu harus diamputasi karena jika tidak akan menjalar ke organ tubuh lain, berita tersebut sontak membuat si ayah terpukul. Tersadar bahwa luka itu adalah karena pukulan beberapa hari lalu. Ketika selesai operasi, dan si anak telah siuman, si ayah masuk menemui si anak, si anak langsung berkata "Ayah... maafin ade, ade janji gak akan nakal lagi, gak akan rusakin mobil ayah lagi, tapi ade mohon, kembalikan tangan ade...."
Mendengar cerita tersebut, bulu romaku langsung merinding, hanya karena kemarahan sesaat, menimbulkan perasaan sesak, dan penyesalan luar biasa mendalam. Itulah yang disampaikan dosenku, hikmah yang bisa diambil adalah jangan sampai amarah menguasai diri, karena akibat marah itu fatal. Subhanallah.... Astagfirullah.... :")