Hai...
Saat ini keinginan untuk berbagi sedang memuncak, iya. Berbagi cerita. Siapa tau, ketika ada yang membacanya , ada yang dapat mengambil pelajaran~ namun sebenarnya aku menulis di blog ini tujuannya cuma satu. Untuk pembelajaran bagi diri, dan lebih tepatnya luapan perasaan ketika suatu saat hari nanti aku merasa "down" karena suatu hal, aku dapat membaca kembali apa yang telah aku tulis, menyadari (lagi) bahwa aku pernah sebegitu semangatnya menjalani kehidupan yang di berikan oleh Yang Maha Kasih. Seperti saat ini, ketika krisis semangat dan tidak ada yang menyemangati selain diri sendiri, yang aku lakukan ya ini, membaca semua tulisan yang pernah aku posting, dan tanpa sengaja membuka tulisan lama, itu adalah kebahagiaan sendiri, sungguh. Tidak pernah menyangka jika aku pernah mengalami fase itu. Lika-liku kehidupan. Dan aku bisa melewati semua itu, meskipun tampaknya dulu aku ngerasa gak mampu, tapi nyatanya? Allah Yang Maha Cinta memampukan, sehingga aku bisa sampai pada fase ini. Fase yang sedang aku lalui di akhir masa study ku, masih sama seperti dulu, aku masih mahasiswa Farmasi di UII , kampus perjuangan yang dulu aku enggan menuntut ilmu disini. Iya, karena dulu fikiranku masih berorientasi bahwa ITB adalah kampus impian, kampus terbaik, dan aku berobsesi masuk kesana. Namun itu dulu, dulu ketika aku belum merasakan dinamika kehidupan disini, di kampus perjuangan. Sungguh. Saat ini aku mencintai UII, mencintai Farmasi, dan aku bersyukur Allah dulu tidak mengizinkanku masuk ITB, karena Allah punya rencana lain, lebih indah. Jika Mbak Hanum menemukan imannya di Louvre, aku bisa mengatakan bahwa aku menemukan imanku disini. Di Yogyakarta, kota teristimewa, kota yang akan menjadi cerita bersejarah yang kelak akan aku ceritakan pada siapapun, pada suamiku, pada anakku, bahwa betapa beruntungnya aku bisa merasakan kehidupan di Jogja, iya. Meskipun tanpa bunda, tanpa ayah. :')
Perlahan mimpiku disini bisa terwujud, mimpi yang dulu aku enggan untuk memikirkannya. Perlahan apa yang aku inginkan satu persatu Allah berikan, salahsatunya adalah ketika (dulu) aku merengek pada ayah untuk ikut bersamanya naik pesawat, keinginan yang begitu sederhana bagi kebanyakan orang, tapi ya itu cita-citaku daridulu, aku ingin berada di atas awan, melihat bumi yang selama ini aku pijaki dari atas, dan tau apa yang ayah katakan padaku? ayah gak mengabulkan keinginan anaknya, padahal daridulu ayah tidak pernah menolak apa yang aku pinta. buat kali ini ayah menolak dengan tegas, dan dengan tangannya yang menggambarkan ketangguhan itu berkata sambil mengelus kepala dengan begitu lembutnya "Suatu saat nanti kamu pasti bisa nak berada di atas sana, naik pesawat, melihat apa yang selama ini ingin kamu lihat, seperti yang kamu inginkan selama ini, tapi bukan karena ayah, kamu harus pergi sendiri, jangan selalu mengandalkan ayah untuk mewujudkan segala keinginanmu, ayah gak selamanya akan menemanimu, jadi anak ayah yang mandiri yaa nak, ayah hanya bisa mendoakan semoga segala keinginanmu suatu saat akan terwujud." Mendengar kata ayah saat itu, sungguh dalam hati bergejolak, ayah jahat, ayah jahaat, ayah jahaaattt.. keinginan sesederhana itu gak ayah kabulkan disaat teman-teman sebayaku pulang-pergi ke kampung halaman menggunakan pesawat.
Tapi ya begitu rencana Allah, terkadang Ia memberikan jawaban bukan saat hari itu juga, dan pada akhirnya speechless ketika semua itu Allah berikan, Iya. pada akhirnya aku bisa naik pesawat ketika aku sudah pesimis kalau bukan dalam waktu dekat ini keinginan itu terwujud. Dengan rute Jogja-Singapore-Thailand aku berada di atas awan. iya. aku ada diatas, sesuai dengan impianku sedari kecil. aku ada di atas. Saat itu aku menangis mengingat2 kata ayah dulu, dari atas sana hatiku berlirih. "Ayaaah... anak mu yang cengeng ini lagi di atas pesawat, ayah.. doamu terkabul.."
Iya. itu sepenggal nikmat Allah yang tidak bisa aku dustakan, begitu indahnya rencanaNya untukku, dan tidak ada alasan lagi bagiku untuk mengeluh. Lihat? betapa Allah mengabulkan doa dan harapan bagi yang benar-benar berharap. ahhh Ya Rabb.. sungguh rasanya malu diri ini ketika mengingat seberapa pesimisnya aku pada keajaibanMu :')
Perlahan mimpiku disini bisa terwujud, mimpi yang dulu aku enggan untuk memikirkannya. Perlahan apa yang aku inginkan satu persatu Allah berikan, salahsatunya adalah ketika (dulu) aku merengek pada ayah untuk ikut bersamanya naik pesawat, keinginan yang begitu sederhana bagi kebanyakan orang, tapi ya itu cita-citaku daridulu, aku ingin berada di atas awan, melihat bumi yang selama ini aku pijaki dari atas, dan tau apa yang ayah katakan padaku? ayah gak mengabulkan keinginan anaknya, padahal daridulu ayah tidak pernah menolak apa yang aku pinta. buat kali ini ayah menolak dengan tegas, dan dengan tangannya yang menggambarkan ketangguhan itu berkata sambil mengelus kepala dengan begitu lembutnya "Suatu saat nanti kamu pasti bisa nak berada di atas sana, naik pesawat, melihat apa yang selama ini ingin kamu lihat, seperti yang kamu inginkan selama ini, tapi bukan karena ayah, kamu harus pergi sendiri, jangan selalu mengandalkan ayah untuk mewujudkan segala keinginanmu, ayah gak selamanya akan menemanimu, jadi anak ayah yang mandiri yaa nak, ayah hanya bisa mendoakan semoga segala keinginanmu suatu saat akan terwujud." Mendengar kata ayah saat itu, sungguh dalam hati bergejolak, ayah jahat, ayah jahaat, ayah jahaaattt.. keinginan sesederhana itu gak ayah kabulkan disaat teman-teman sebayaku pulang-pergi ke kampung halaman menggunakan pesawat.
Tapi ya begitu rencana Allah, terkadang Ia memberikan jawaban bukan saat hari itu juga, dan pada akhirnya speechless ketika semua itu Allah berikan, Iya. pada akhirnya aku bisa naik pesawat ketika aku sudah pesimis kalau bukan dalam waktu dekat ini keinginan itu terwujud. Dengan rute Jogja-Singapore-Thailand aku berada di atas awan. iya. aku ada diatas, sesuai dengan impianku sedari kecil. aku ada di atas. Saat itu aku menangis mengingat2 kata ayah dulu, dari atas sana hatiku berlirih. "Ayaaah... anak mu yang cengeng ini lagi di atas pesawat, ayah.. doamu terkabul.."
Iya. itu sepenggal nikmat Allah yang tidak bisa aku dustakan, begitu indahnya rencanaNya untukku, dan tidak ada alasan lagi bagiku untuk mengeluh. Lihat? betapa Allah mengabulkan doa dan harapan bagi yang benar-benar berharap. ahhh Ya Rabb.. sungguh rasanya malu diri ini ketika mengingat seberapa pesimisnya aku pada keajaibanMu :')
Allah.. kini proposal yang akan aku ajukan semakin banyak, semoga Engkau membaca dan mengabulkannya.. Allah aku selalu meyakini bahwa Tidak Ada Yang Tidak Aku Miliki Jika Aku Memiliki Engkau. Jangan tinggalin aku sendiri Rabb.. tegur jika aku melakukan salah, Jangan biarkan aku menangis sendiri. Rabb.. ketika suatu saat aku merasa sudah gak sanggup dan merasa lelah dengan semuanya, yakini hatiku Rabb.. untuk selalu mendekatkan diri padaMu.. lebih dekat.. lebih dekaaattttt lagi :')
0 komentar:
Posting Komentar