Dikutip dari buku Laa Tahzan "Jangan bersedih, setelah kesulitan ada kemudahan" karya Dr. 'Aidh bin Abdullah Al-Qarni
Membuka kembali ingatan masa lalu dan upaya berinteraksi dengannya untuk menghadirkannya kembali serta menangisi tragedi-tragedinya merupakan tindakan yang bodoh lagi gila, sama dengan memupuskan harapan dan menyia-nyiakan kehidupan yang sedang dijalani. Sesungguhnya arsip masa lalu bagi orang-orang yang berakal sudah ditutup dan tidak akan dibuka kembali. Ia telah dimasukkan untuk selamanya di dalam kerangkeng yang dilupakan, diikat dengan tali yang kuat di dalam penjara yang diabaikan sehingga tidak bakal bebas untuk selamanya, dan telah dikunci rapat-rapat di dalam bunker sehingga tidak bakal melihat cahaya kembali.
Masa lalu telah berlalu dan habis waktunya..
Kesedihan tidak dapat mengembalikannya, kesusahan tidak dapat memperbaikinya, kesalahan tidak dapat meluruskannya, dan kekeruhan tidak dapat menghidupkannya kembali, karena semuanya telah tiada.
Jangan biarkan diri hidup dalam bayangan mimpi buruk masa lalu yang menyekap diri di bawah naungannya.
Selamatkan lah diri dari bayangan menakutkan masa lalu.
Apakah kita bermaksud mengembalikan arus sungai ke hulunya?
Matahari ke tempat terbitnya?
Bayi ke perut ibunya?
dan mengembalikan air mata ke dalam rongganya?
Sesungguhnya interaksi diri dengan masa lalu, kegelisahan diri karenannya, serta sikap membiarkan diri terpanggang oleh apinya dan melemparkan di depan pintunya, merupakan sikap yang sangat tragis, mengerikan, menakutkan, lagi mengejutkan.
Membuka kembali lembaran masa silam sama dengan menyia-nyiakan masa kini, mencabik-cabik jerih payahnya, dan meledakkan semua yang dilakukan saat sekarang.
Allah menyebutkan perihal umat-umat terdahulu dan apa yang telah dilakukan mereka, kemudian berfirman: "Itulah umat yang telah lalu" QS. 2: 134. Sesudah itu selesai kisahnya dan habis, tiada gunanya membedah kembali bangkai masa silam atau membalikkan putaran roda sejarah ke belakang. :)