·
APA
ITU HERBARIUM?
Herbarium
berasal dari kata
·
Hortus
·
Botanicus
Artinya
kebun botani yang dikeringkan.
Secara
sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah
dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
Herbarium adalah sekumpulan contoh tumbuhan yg dikeringkan (diawetkan),
diberi nama, disimpan, dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi, digunakan
dalam penelitian botani.1
Herbarium memiliki dua pengertian:
- Awetan material tumbuhan, baik basah maupun kering
- Tempat mengkoleksi awetan material tumbuhan1*
FUNGSI HERBARIUM
• Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
• Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
• Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
CARA MENGOLEKSI TUMBUHAN
· Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium.
· Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti.
– Suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium.
– Steenis (1950); Kartawinata (1977):
• Apabila memungkinkan seluruh bagian tumbuhan dikoleksi, paling tidak ranting berdaun dan berbunga lebih diutamakan karena bunga mempunyai karakter penting.
• Koleksi yang berbuah kurang bermakna (untuk beberapa takson) jika dibandingkan dengan yang berbunga, karena buah agak sulit dipakai sebagai karakter penting.
TEKNIK PEMBUATAN HERBARIUM
Bahan dan Perlengkapan
1.
Alat
untuk mengambil material herbarium : Parang, kapak, pisau, gunting stek, galah
berpisau, dan kadang-kadang ketapel. Untuk terna perlu sekop, dan untuk rotan
diperlukan sarung tangan anti duri.
2. Alat
pembungkus material herbarium : Kertas koran, kantung plastik besar, kantong
plastik (40 x 60 cm, dan ukuran lebih kecil), tali plastik dan hekter. Alat
pengepres : Sasak dari kayu atau bambu (30 x 50 cm).
3. Alat
tulis : Label gantung (3 x 5 cm, dari manila karton), blangko isian/tally sheet, pensil, buku catatan dan
alat tulis lain.
4. Alkohol
70% atau spiritus (1 liter untuk 30-50 spesimen)
5. Alat
pelengkap : Kamera dan perlengkapannya, altimeter, teropong, pita ukur, dll.
Pengumpulan
Material
Material herbarium yang diambil
harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium, yakni untuk identifikasi dan
dokumentasi. Dalam pekerjaan identifikasi tumbuhan diperlukan ranting, daun,
kuncup, kadang-kadang bunga dan buah, dalam satu kesatuan. Material herbarium
yang lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua, kuncup, bunga muda dan tua
yng mekar, serta buah muda dan tua. Material herbarium dengan bunga dan buah
jauh lebih berharga dan biasa disebut herbarium
fertil, sedangkan material herbarium tanpa bunga dan buah disebut herbarium steril.
Untuk keperluan dokumentasi ilmiah
dianjurkan agar dibuat material herbarium fertil dan untuk setiap nomor koleksi
agar dibuat beberapa spesimen sebagai duplikat (3 spesimen atau lebih per nomor
koleksi).
Material herbarium dari pohon
berdiameter besar maupun kecil agar dipilih ranting yang berbunga dan berbuah.
Apabila hal ini sulit dilakukuan, cukup ambil ranting dengan daun-daun dan
kuncup utuh dalam satu kesatuan. Material herbarium dari tumbuhan terna dan
rumput-rumputan, batang dan akarnya harus dikumpulkan pula. Demikian pula
halnya dengan bambu, material herbariumnya tidak hanya berupa ranting daun
berbunga, tetapi ruas batang dan pelepahnya harus disertakan pula.
Selain material herbarium harus
lengkap, perlu diperhatikan pula bahwa pada saat pengambilan material herbarium
harus dilakukan pula pencatatan data tumbuhannya, terutama karakter/sifat yang
akan hilang jika diawetkan. Material herbarium tanpa catatan tumbuhannya
dianggap sangat tidak ada artinya. Pencatatan data tumbuhan dengan menggunakan
buku catatan/tally sheet .
Bersamaan dengan pencatatan identitas
tumbuhan tersebut, perlu dengan segera dibuat pula label ganting yang diikat
pada material herbarium. Satu label untuk spesimen. Pada setiap label gantung
ditulis kode (singkatan nama), kolektor (pengumpul), nomor koleksi, nama lokal
(daerah) tumbuhan yang dikumpulkan, lokasi pengumpulan, dan tanggal. Dianjurkan
agar untuk penulisan pada label gantung tersebut menggunakan pensil, supaya
tulisan tidak larut bila kena siraman alkohol atau spiritus.
Pengolahan
dan Pengawetan
Ada
dua cara yang memungkinkan dalam pembuatan herbarium di lokasi pengumpulan,
yaitu cara basah dan cara kering.
a.
Cara
basah
Setelah material herbarium diberi
label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran.
Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Tidak dibenarkan menggabungkan
beberapa spesimen dalam satu lipatan kertas koran.
Selanjutnya, lipatan kertas koran
berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu di atas lainnya. Tebal
tumpukkan disesuaikan dengan daya muat kantong plastik (40 x 60 cm) yang akan
digunakan. Tumpukan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram
alkohol 70% atau spiritus hingga seluruh tumpukan tersiram secara merata,
kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya
alkohol atau spiritus tidak menguap ke luar kantong.
b.
Cara
kering
Di lokasi pengumpulan
Cara
kering menggunakan 2 macam proses, yaitu :
1.
Pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu
tebal di pres di dalam sasak, kemudian dikeringkan di atas tungku pengeringan
dengan panas yang diatur atau di dalam oven (suhu 80oC selama 48
jam). Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan
mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
2.
Pengeringan
bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di
dalam air mendidih sekitar 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan kedalam
lipatan kertas koran. Selanjutnya ditumpuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan
di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu
harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringannya merata. Setelah
kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan
tadi diganti dengan kertas korang yang baru. Kemudian material herbarium dapat
dikemas untuk diidentifikasi.
Di
Tempat Koleksi Herbarium
1. Material
basah harus segera dikeluarkan dari kantongnya, kemudian dirapikan tumpukannya
dan bila perlu kertasnya diganti dengan kertas yang baru. Selanjutnya, tumpukan
material herbarium dipres di dalam sasak, kemudian dimasukkan ke dalam tungku
pengeringan atau oven dengan suhu 80oC selama 48 jam.
2. Material
yang sudah kering diidentifikasi nama botaninya. Biasanya secara berturut-turut
mterial tersebut suku apa, marga, dan jenis apa. Hasil identifikasi ini ditulis
pada label identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini harus diperhatikan
agar nomor koleksi yang ditulis pada label identifikasi sesuai dengan nomor
koleksi pada label gantung.
3. Material
herbarium yang telah diidentifikasi kemudian diawetkan dengan cara sebagai
berikut :
a) Material
dicelupkan kedalam larutan sublimat, yakni campuran alkohol 96% dan tepung
sublimat dengan perbandingan 50 gram sublimat dalam 1 liter alkohol. Pada
proses pengawetan ini dianjurkan agar digunakan sarung tangan dan kain kasa
penutup hidung untuk menghindari cairan dan uap sublimat.
b) Material
yang sudah dicelup (sekitar 2 menit) di dalam larutan sublimat dimasukkan ke
dalam lipatan kertas koran, kemudian beberpa material ditumpuk menjadi satu dan
ditaruh di antara 2 sasak, lalu diikat kencang.
c) Sasak
yang berisi material tersebut dimasukkan ke dalam tungku pengeringan dan
dijemur sampai material menjadi kering
d) Material
yang telah kering ini siap untuk diproses lebih lanjut sebagai koleksi
herbarium yang tahan terhadap serangan jamur maupun hama.
4. Material
herbarium kering kemudian diplak atau ditempelkan pada kertas gambar yang kaku
dan telah disterilkan. Bersamaan dengan pengeplakkan dilakukan pula pemasangan
label identifikasi yang telah diisi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar
tidak terjadi salah pasang antara label identifikasi dengan nomor koleksi
herbarium yang bersangkutan.
Material herbarium kering yang sudah
diplak dan memiliki label identifikasi selanjutnya bisa disimpan di ruangan herbarium.2
1.
Mounting
Ø Spesimen
yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton.
Ø Gunakan
kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm.
Ø Untuk
tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar , 1 spesimen dimounting
pada beberapa lembar kertas.
2.
Labeling
Ø Label
yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut
kiri bawah atau sudut kanan bawah.
Ø Spesimen
dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi.
Ø Dianjurkan
membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.
0 komentar:
Posting Komentar