Rabu, 28 Desember 2011

Herbarium


Herbarium
·           APA ITU HERBARIUM?
Herbarium berasal dari kata
·         Hortus
·         Botanicus
Artinya kebun botani yang dikeringkan.
Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
            Herbarium adalah sekumpulan contoh tumbuhan yg dikeringkan (diawetkan), diberi nama, disimpan, dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi, digunakan dalam penelitian botani.1

Herbarium memiliki dua pengertian:
  • Awetan material tumbuhan, baik basah maupun kering 
  • Tempat mengkoleksi awetan material tumbuhan1* 

FUNGSI HERBARIUM
• Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
• Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
• Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.


CARA MENGOLEKSI TUMBUHAN

· Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium.
· Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti.
– Suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium.

– Steenis (1950); Kartawinata (1977):
• Apabila memungkinkan seluruh bagian tumbuhan dikoleksi, paling tidak ranting berdaun dan berbunga lebih diutamakan karena bunga mempunyai karakter penting.
• Koleksi yang berbuah kurang bermakna (untuk beberapa takson) jika dibandingkan dengan yang berbunga, karena buah agak sulit dipakai sebagai karakter penting.

TEKNIK PEMBUATAN HERBARIUM
            Bahan dan Perlengkapan
1.      Alat untuk mengambil material herbarium : Parang, kapak, pisau, gunting stek, galah berpisau, dan kadang-kadang ketapel. Untuk terna perlu sekop, dan untuk rotan diperlukan sarung tangan anti duri.
2.      Alat pembungkus material herbarium : Kertas koran, kantung plastik besar, kantong plastik (40 x 60 cm, dan ukuran lebih kecil), tali plastik dan hekter. Alat pengepres : Sasak dari kayu atau bambu (30 x 50 cm).
3.      Alat tulis : Label gantung (3 x 5 cm, dari manila karton), blangko isian/tally sheet, pensil, buku catatan dan alat tulis lain.
4.      Alkohol 70% atau spiritus (1 liter untuk 30-50 spesimen)
5.      Alat pelengkap : Kamera dan perlengkapannya, altimeter, teropong, pita ukur, dll.
            Pengumpulan Material
            Material herbarium yang diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium, yakni untuk identifikasi dan dokumentasi. Dalam pekerjaan identifikasi tumbuhan diperlukan ranting, daun, kuncup, kadang-kadang bunga dan buah, dalam satu kesatuan. Material herbarium yang lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua, kuncup, bunga muda dan tua yng mekar, serta buah muda dan tua. Material herbarium dengan bunga dan buah jauh lebih berharga dan biasa disebut herbarium fertil, sedangkan material herbarium tanpa bunga dan buah disebut herbarium steril.
            Untuk keperluan dokumentasi ilmiah dianjurkan agar dibuat material herbarium fertil dan untuk setiap nomor koleksi agar dibuat beberapa spesimen sebagai duplikat (3 spesimen atau lebih per nomor koleksi).
            Material herbarium dari pohon berdiameter besar maupun kecil agar dipilih ranting yang berbunga dan berbuah. Apabila hal ini sulit dilakukuan, cukup ambil ranting dengan daun-daun dan kuncup utuh dalam satu kesatuan. Material herbarium dari tumbuhan terna dan rumput-rumputan, batang dan akarnya harus dikumpulkan pula. Demikian pula halnya dengan bambu, material herbariumnya tidak hanya berupa ranting daun berbunga, tetapi ruas batang dan pelepahnya harus disertakan pula.
            Material herbarium rotan sangat sulit dikumpulkan karena selain berdaun majemuk bersirip yang panjangnya lebih dari 1 m, bahkan ada yang mencapai 4 m (termasuk sirus), misalnya rotan manau, harus disertakan pula batang dan pelepahnya yang banyak durinya itu. Beberapa jenis rotan tidak memiliki sirus pada ujung daun, namun mempunyai salur berduri pada bagian pelepah yang disebut flagel yang panjangnya dapat mencapai 5 m, seperti pada rotan kesur.
            Selain material herbarium harus lengkap, perlu diperhatikan pula bahwa pada saat pengambilan material herbarium harus dilakukan pula pencatatan data tumbuhannya, terutama karakter/sifat yang akan hilang jika diawetkan. Material herbarium tanpa catatan tumbuhannya dianggap sangat tidak ada artinya. Pencatatan data tumbuhan dengan menggunakan buku catatan/tally sheet .
            Bersamaan dengan pencatatan identitas tumbuhan tersebut, perlu dengan segera dibuat pula label ganting yang diikat pada material herbarium. Satu label untuk spesimen. Pada setiap label gantung ditulis kode (singkatan nama), kolektor (pengumpul), nomor koleksi, nama lokal (daerah) tumbuhan yang dikumpulkan, lokasi pengumpulan, dan tanggal. Dianjurkan agar untuk penulisan pada label gantung tersebut menggunakan pensil, supaya tulisan tidak larut bila kena siraman alkohol atau spiritus.
            Pengolahan dan Pengawetan
            Ada dua cara yang memungkinkan dalam pembuatan herbarium di lokasi pengumpulan, yaitu cara basah dan cara kering.
a.      Cara basah
            Setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Tidak dibenarkan menggabungkan beberapa spesimen dalam satu lipatan kertas koran.
            Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu di atas lainnya. Tebal tumpukkan disesuaikan dengan daya muat kantong plastik (40 x 60 cm) yang akan digunakan. Tumpukan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alkohol 70% atau spiritus hingga seluruh tumpukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alkohol atau spiritus tidak menguap ke luar kantong.
b.      Cara kering
Di lokasi pengumpulan
Cara kering menggunakan 2 macam proses, yaitu :
1.      Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, kemudian dikeringkan di atas tungku pengeringan dengan panas yang diatur atau di dalam oven (suhu 80oC selama 48 jam). Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
2.      Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih sekitar 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan kedalam lipatan kertas koran. Selanjutnya ditumpuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringannya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas korang yang baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi.
            Di Tempat Koleksi Herbarium
1.      Material basah harus segera dikeluarkan dari kantongnya, kemudian dirapikan tumpukannya dan bila perlu kertasnya diganti dengan kertas yang baru. Selanjutnya, tumpukan material herbarium dipres di dalam sasak, kemudian dimasukkan ke dalam tungku pengeringan atau oven dengan suhu 80oC selama 48 jam.
2.      Material yang sudah kering diidentifikasi nama botaninya. Biasanya secara berturut-turut mterial tersebut suku apa, marga, dan jenis apa. Hasil identifikasi ini ditulis pada label identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini harus diperhatikan agar nomor koleksi yang ditulis pada label identifikasi sesuai dengan nomor koleksi pada label gantung.
3.      Material herbarium yang telah diidentifikasi kemudian diawetkan dengan cara sebagai berikut :
a)      Material dicelupkan kedalam larutan sublimat, yakni campuran alkohol 96% dan tepung sublimat dengan perbandingan 50 gram sublimat dalam 1 liter alkohol. Pada proses pengawetan ini dianjurkan agar digunakan sarung tangan dan kain kasa penutup hidung untuk menghindari cairan dan uap sublimat.
b)      Material yang sudah dicelup (sekitar 2 menit) di dalam larutan sublimat dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran, kemudian beberpa material ditumpuk menjadi satu dan ditaruh di antara 2 sasak, lalu diikat kencang.
c)      Sasak yang berisi material tersebut dimasukkan ke dalam tungku pengeringan dan dijemur sampai material menjadi kering
d)     Material yang telah kering ini siap untuk diproses lebih lanjut sebagai koleksi herbarium yang tahan terhadap serangan jamur maupun hama.
4.      Material herbarium kering kemudian diplak atau ditempelkan pada kertas gambar yang kaku dan telah disterilkan. Bersamaan dengan pengeplakkan dilakukan pula pemasangan label identifikasi yang telah diisi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar tidak terjadi salah pasang antara label identifikasi dengan nomor koleksi herbarium yang bersangkutan.
            Material herbarium kering yang sudah diplak dan memiliki label identifikasi selanjutnya bisa disimpan di ruangan herbarium.2
            Pembuatan Herbarium
1.      Mounting
Ø  Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton.
Ø  Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm.
Ø  Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar , 1 spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas.

2.      Labeling
Ø  Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah.
Ø  Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi.
Ø  Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.

0 komentar:

Posting Komentar